Selamat Jalan Uglu
Innalillahi wa Innailaihi Rojiun. Selamat jalan sahabat Budi Sugiharto. Ayah dari tiga anak yang akrab dipanggil Uglu ini meninggal Selasa pagi sekitar pukul 6.00 di RS PHC, Tanjung Perak, Surabaya. Siang ini rencananya jenazah Uglu, 47 tahun, dimakamkan ke TPU Keputih, Surabaya, tanpa protokol Covid-19.
Menurut istrinya, Ari Suwita, yang pertama penginformasikan meninggalnya Uglu, oleh pihak rumah sakit Uglu diisolasi karena sempat dianggap terpapar Covid-19. Tapi pihak keluarga meragukan karena sebelumnya hasil tes antigen dinyatakan negatif. Juga hasil tes swab PCR. Hasil tes swab PCR terakhir tanggal 15 Maret kemarin, atau sehari sebelum meninggal, Uglu dinyatakan negatif.
“Tadi usai sholat Subuh bersama anak-anak di rumah, saya ditelpon pihak rumah sakit agar segera ke rumah sakit karena kondisi Mas Uglu drop. Usai sholat dan berdoa bersama anak-anak, saya segera meluncur ke rumah sakit, dan Mas Uglu meninggal,” katanya.
Tanggal 26 Frebruari, istri Uglu berangkat ke Boyolali, Jawa Tengah, untuk mengantarkan salah satu putranya yang ada kegiatan di sana. “Mas Uglu sudah saya pesan tidak usah ikut vaksinasi, karena besok Sabtu tanggal 27 Februari itu memang ada vaksinasi khusus untuk wartawan yang diselenggarakan Pemprov bekerjasama dengan PWI. Saya wanti-wanti, Mas tidak usah ikut vaksinasi. Dia juga berjanji tidak ikut vaksinasi. Setelah saya berangkat ke Boyolali, ternyata besoknya dia ikut vaksinasi,” cerita Ari.
Hari Minggu, setelah pulang dari Boyolali, istrinya mendapati suhu badan suaminya panas. Karena suhu makin panas, maka segera dibawa ke rumah sakit. Dari hasil observasi di IGD. trombositnya menurun tajam. Berarti dia dianggap kena demam berdarah atau DB. Empat hari kemudian, dia malah dinyatakan positif covid.
“Selama ini hasil tes Mas Uglu semuanya bagus dan normal. Gula, kholesterol, tensi semuanya normal. Dia memang lama menderita sakit, tetapi bukan stroke, melainkan tidak mampu bicara dengan normal. Tapi itu bukan stroke,” kata Ari Suwita.
“Apapun, kami ikhlaskan Mas Uglu pergi selamanya. Saya bangga bisa mendampinginya selama ini, dan diamanati dengan tiga orang anak. Saya akan menjaga amanat dari Mas Uglu itu,” kata Ari Suwita, yang menyampaikan permohonan maaf pada teman-teman suaminya, apabila selama ini ada kekhilafan. “Teman Mas Uglu banyak sekali, dari berbagai kalangan,” tambahnya.
Almarhum, alumni Stikosa AWS Surabaya, adalah wartawan yang gigih. Dia hingga 2017 menjadi kepala biro Detik.Com di Surabaya, kemudian resign dan mendirikan media siber Jatimnow. Com. Sebelumnya, mantan Ketua Umum HIMMARFI menjadi jurnalis foto di Surabaya Post, Karya Dharma, Memorandum, Tabloid Nasional Demokrat hingga kontributor jurnalis foto kantor berita asing seperti Reuters, AP maupun AFP untuk Jawa Timur.
Budi Sugiharto adalah keluarga jurnalis. Kakaknya, Budiono Darsono mantan wartawan Surabaya Post, Majalah Tempo dan Tabloid DeTIK yang dibredel pemerintah Orba, adalah salah satu pendiri Detik.com tahun 1998. Kemudian mendirikan Kumparan.com, dan tercatat sebagai Presiden Komisaris. Seorang kakak lainnya, Budi Hartadi, kini adalah Kepala Biro Detik.com untuk Jawa Timur. Ketiga jurnalis bersaudara ini lahir di Bojonegoro. (nis)