Selamat Jalan Basofi Sudirman
Jakarta: Mantan Gubernur Jawa Timur periode 1993 – 1998 Basofi Sudirman meninggal dunia di rumah Sakit Medistra, Jakarta, hari Senin (7/8) pukul 10.58.
Basofi meninggal setelah beberapa lama dirawat di rumah sakit Medistra , Jakarta. Sebelumnya sempat juga menjalani perawatan di Singapura, kata adik kandung Basofi Soedirman, Laeili Nuraeni saat dihubungi.
Senin siang, jenazah Basofi masih ada di rumah sakit untuk dimandikan dan rencananya setelah dari rumah sakit akan dibawa ke rumah duka di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
"Belum tahu akan dimakamkan kapan dan di pemakaman mana. Masih menunggu kesepakatan keluarga," kata Laeili.
Bulan Mei lalu Pak Bas, demikian dia akrab disapa, dikabarkan meninggal. Kabar itu segera menyebar di medsos hingga Pemprov Jatim perlu membantahnya.
Selain pernah menjabat sebagai Gubernur Jatim, Basofi juga pernah jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta 1987 – 1992semasa gubernurnya dijabat Wiyogo Atmodarminto.
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Moch. Basofi Sudirman, lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940. Basofi pernah menjabat sebagai Kasdam I/Bukit Barisan (1986-1987).
Karena kedekatannya dengan para rtis, ia pernah menerbitkan album dengan lagu yang meledak, Tidak Semua Laki-laki. Sebagai seniman, Basofi juga berkreasi menjadikan motif sarung untuk baju yang kemudian dikenal sebagai 'Baju Basofi.'
Basofi Sudirman merupakan Putra dari Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal di Bojonegoro, dan merupakan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.
Basofi Sudirman lahir di desa yang tidak begitu subur: Ngrawuh, Bojonegoro, dari pasangan ayah bernama Soedirman dan ibu Masrikah binti Syakur. Berkat pengaruh ayahnya, sejak kecil ia sudah bercita-cita menjadi tentara.
Sebagai militer, Basofi juga punya pengalaman teritorial yang cukup. Ia pernah menjadi Komandan Kodim 0824/Jember (1977-1978), Asisten Teritorial Kodam IV/Brawijaya (1983-1984), Komandan Korem 083/Baladhika Malang (1984-1986), dan Kasdam Kodam I/Bukit Barisan (1986-1987), sebelum akhirnya ditarik ke Mabes ABRI. Pengalaman lainnya adalah menjadi Dosen Seskoad, tahun 1979-1981. Ia sendiri mengikuti Seskoad pada tahun 1978, dan Seskogab tahun 1979.
Sebagai prajurit Basofi tergolong cepat pensiun. Lulusan Seskoad 1978 dan Seskogab 1979 ini pensiun pada usia 47 tahun, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI. "Ya, karena masuk Golkar," begitu sebabanya. Ayahnya, Letjen TNI H. Soedirman, sebetulnya tak setuju. Tapi bagi Basofi sendiri, di Golkar dan di ABRI sama saja. "Cuma, Bapak saya yang protes," kata Basofi seperti dikutip Wikipedia. Selamat jalan Pak Bas. (nis)