Selamat Jalan, Abah Imron Iwak Peyek
Kabar duka bagi bonek senior Surabaya. Abah Imron, dedengkot bonek lawas, yang juga pencipta lagu "Iwak Peyek", meninggal dunia, Minggu (6/5) siang ini, karena sakit.
Saya mendapat khabar siang ini dari Cak Hasyim, rekan bonek senior. Rencananya, dulur-dulur bonek senior, akan takziah ke rumah duka, Bagong Tambangan, Darmokali, Surabaya.
Ya, rumah almarhum memang di daerah para penjual besi bekas.
Selain mbonek, Abah Imron yang asli Madura ini, sehari-harinya memang dagang besi bekas.
Saat beliau mantu beberapa tahun lalu, saya hadir di rumah beliau. Rumahnya dikepung tumpukan besi bekas.
Saya mengenal rekan-rekan bonek legendaris seperti Abah Imron, Cak Hasyim, Cak Hamin, Cak Okto, Mas Sinyo, Tessy dan banyak lagi, saat kami merampungkan album 'Iwak Peyek" versi Arek Band, tahun 2010-an silam, kebetulan saya saat itu didaukat jadi manager Arek Band.
Abah Imron bercerita, saat itu, lagu "Iwak Peyek" diciptakan secara "rengeng-rengeng" (berguman) saat ia dan para bonek mengawal Persebaya ke Bandung,--- menyaksikan laga "satu hati" Persebaya dan Persib Bandung.
" Saat duduk-duduk di stadion di Bandung dan kelaparan, saya ingat masa kecil di Madura dulu, makan nasi jagung dan lauk iwak peyek, nikmat sekali, saya buat pantun dan tiba-tiba jadilah lagu," kisahnya.
Lagu itu, yang kemudian populer dibawakan dirigen Hamin Gimbal & Okto Tyson setiap ada pertandingan Persebaya, liriknya begini :
...
Iwak peyek ..iwak peyek sego sagung/
Sampek tuwek, sampek elek, sampek mathek kumendukungmu
Persebaya jago .. persebaya jago ..."
Dari Abah Imron inilah, lantas beberapa lirik kami ubah, jadilah lagu "Iwak Peyek" yang kemudian populer, bukan cuma sebagai lagu suporter. Tapi merambah panggung-panggung pertunjukan di tanah air.
Cak Sodiq Monata adalah sosok yang pertama membawakan "Iwak Peyek" versi koplo bareng Monata. Liriknya diubah " Iwak peyek iwak peyek sego jagung/ sampek tuwek sampek elek sampek mathek, Sodiq elek..!."
..
Setelah Sodiq, ganti Eni orkes Sagita menggunakan lagu itu, dengan penyesuaian liriknya lagi " Iwak peyek iwak peyek sego tiwul/ sampek elek sampek tuwek sampek mathek Sagita menthul .."
..
Saat itu, Arek Band, satu-satunya band suporter Persebaya yang beranggotakan empat musisi senior Surabaya ( Royke/vokal, Reki/gitar, Mugix/drum dan Hendrix Sanada/bas) setiap show selalu membawakan lagu "Iwak Peyek" karya Abah Imron ini.
Nama-nama di atas pernah memperkuat Power Metal maupun Andromedha Band, bareng Yoyok Padi.
Lagu dan liriknya pun terus dikembangkan. Dibawakan Arek Band jadinya begini : " Wis suwe aku ngenteni kowe/ rino wengi orah nyambut gawe/ Persebaya kudu dimenangke, arek bonek seneng rame-rame."
Arek Band dan Monata dengan maskot Cak Sodiq, sudah melakukan tour konser lebih 15 kota di Jatim disponsori Djarum 76 ---- dan selama tiga tahun masa kejayaan Arek Band itu, lebih 80-an konser besar dan kecil digelar di penjuru Jatim. Termasuk Arek Band diundang live di Dasyat RCTI Jakarta.
Trend lagu " Iwak Peyek" di kalagan bonek dan para penggemar dangdut koplo di Jatim ini, terdengar sampai Jakarta.
Suatu hari, teman sesama wartawan musik dulu di Jakarta, Agi (wartawan Kompas Group) datang ke Surabaya. Saya ajak dia ke studio rekaman Arek Band, studio Tiang Api, milik Royke vokalis Arek Band) di ruko Lingkar Timur Sidoarjo.
Saat saya masih reporter tabloid Nyata di Jakarta periode 1992 - 1999, sering liputan bareng Agi ini.
Sekarang, Agi datang dengan tiga penyanyi Trio Macan. Agi adalah manager Trio Macan.
Goyangan yang seronok dan tak punya lagu hits, membuat Trio Macan, saat itu, banyak ditolak di TV Nasional.
Maka di studio Arek Band, kami perdengarkan " Iwak peyek" karya Abah Imron ini.
Sepakat. Agi dan Trio Macan suka lagu itu.
Mereka pun balik Jakarta. Karena lagu itu masih versi bahasa Jawa, saya lalu nulis email ke Agu, lirik terjemahan bahasa Indonesia.
Sejarah kemudian mencatat, Trio Macan baru meledak luas dengan lagu Iwak Peyek versi bahasa Indonesia ini : " Iwak Peyek .. iwak peyek sego jagung/ sampek tuwek sampek eleng, Trio Macan disanjung .."
Pro Aktif Record Jakarta punya Agi, membayar sejumlah royalti ke Abang Imron. Kendati dari segi materi tak sebanding dengan melejitnya Trio Macan ke permukaan peta musik dangdut Nasional.
Abah Imron, orang yang ikhlas.
Lalu ... khabar duka itu datang hari ini. Abah Imron, dedengkot bonek yang juga pencipta " Iwak Peyek" ini, meninggal dunia.
Innallilahi wainna Lillahi Rojiun ...
Selamat jalan, Abah Imron .. !
Iwak peyek iwak peyek sego jagung/
Sampek tuwek, sampek elek, Abah Imron pancen Agung ..
Aaaminnnn ya Rabb.
(damarhuda)