Selama Setahun Terjadi 93 Bencana di Blora, Kerugian Hampir Rp1 M
Selama satu tahun telah terjadi 93 kejadian bencana di Kabupaten Blora. Itu berdasarkan hasil inventarisasi kejadian bencana sejak bulan Oktober 2021 sampai dengan bulan Oktober 2022.
Antara lain bencana banjir 31 kali, angin kencang 44 kali, tanah longsor 18 kali, delapan rumah roboh, satu sekolah rusak sedang, tujuh rumah rusak berat, lima rumah rusak sedang, 87 rumah rusak ringan, 1.153 rumah terendam,
"Dengan kerugian sebesar Rp999.350.000,00," kata wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, saat memimpin Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana Tahun 2022/2023 tingkat Kabupaten Blora, Kamis 20 Oktober 2022 yang digelar di Alun-Alun Kabupaten Blora.
Etik sapaan akrabnya, pada kesempatan itu menyampaikan, memasuki fase peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Diprediksi, mencapai puncaknya pada bulan Januari 2023. Dia meminta seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.
Akibat cuaca yang tidak menentu, kata dia, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. "Sehingga seluruh pihak tentunya perlu untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan, baik personil secara individu, maupun sumber daya peralatan yang dimiliki," ujarnya.
Untuk diketahui, apel kesiapsiagaan dihadiri oleh Forkopimda Blora, Kepala OPD dan Camat di lingkungan Pemkab Blora, serta diikuti sebanyak 400 peserta apel dadi segenap elemen masyarakat baik dari unsur TNI, Polri, Dinas Instansi terkait, BUMN-BUMD, dan relawan penanggulangan bencana.
Diharapkan, pelaksanaan apel tersebut menjadi sarana untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas semua elemen dalam menghadapi potensi bencana.
Selain memperkuat koordinasi, imbuhnya, perlu untuk terus menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang potensi kebencanaan sekaligus mitigasi bencana secara berkelanjutan.
"Saya juga berharap partisipasi aktif semua pihak, agar terus meningkatkan jalinan komunikasi, demi terciptanya pola koordinasi yang baik. Dimana hal tersebut haruslah diprioritaskan agar tercapai kesiapsiagaan dan manajemen penanggulangan bencana yang optimal," ujarnya.
Dia berpesan kepada jajarannya, untuk semakin mengedepankan perspektif kebencanaan sesuai ruang lingkup tugas dan binaannya masing-masing. "Dengan demikian, kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak dikehendaki sebagai akibat terjadinya,'' tandasnya