Selama Pandemi, 16 Perawat di Jatim Meninggal Karena Covid-19
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jatim, Prof Nursalam mengatakan, hingga saat ini di Jawa Timur sudah ada 16 tenaga kesehatan yang gugur karena terpapar Covid-19.
Sementara, berdasarkan data yang dihimpun oleh DPW PPNI Jatim sampai hari ini ada 584 perawat positif Covid-19.
"Terkonfirmasi positif ada 584. Meninggal 16 orang, terakhir yang meninggal dari RSUA kemarin. Antara lain Surabaya 8 orang, Sidoarjo 2 orang,Tuban 1 orang, Kota Malang 1 orang, Sampang 1 orang, Bojonegoro 1 orang, Kota Probolinggo 1 orang, Bangkalan 1 orang," katanya.
Nur, biasa disapa mengungkapkan, dalam tiga hari terakhir nakes meninggal dunia karena Covid-19 terus bermunculan.
"Sejak Selasa hingga Kamis kemarin berturut-turut ada perawat yang meninggal karena corona. Yaitu 1 orang Bangkalan yang dirawat di RSU dr Soetomo, lalu ada yang dirawat di RS Siti Hajar dan kemarin dirawat di RSUA," katanya.
Menurutnya, jumlah ini masih bisa bertambah lantaran masih ada beberapa daerah yang belum melaporkan penambahan jumlah kasus secara resmi.
Di Surabaya sendiri, ada 171 perawat yang terpapar Covid-19. Surabaya merupakan kota paling banyak perawat terpapar corona. Lalu disusul Sidoarjo dengan total ada 81 perawat.
"Yang tidak ada kasus Trenggalek, Kota Madiun, Ngawi, Magetan," katanya.
Banyaknya nakes perawat yang terpapar Covid-19, Nur meminta untuk jangan lengah. Penggunaan APD level 3 dimanapun harus diperhatikan oleh para nakes.
"Perawat harus dilakukan PCR pemeriksaan secara berkala 14 harian sekali. Itu sudah kebutuhan. Terutama perawat yang masuk di zona Covid-19," katanya.