Selama 2022-2023, Penyakit HIV/AIDS di Nganjuk Capai 2300 Kasus
Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk menyatakan, dari tahun 2022 sampai periode Oktober tahun 2023 sudah ada 2.300 kasus Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Pemerintah Nganjuk mengingatkan akan bahaya penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini.
Data di Dinas Kesehatan Nganjuk menyebutkan, untuk periode Januari sampai Oktober 2023 ada kasus HIV/Aids baru di Kabupaten Nganjuk yaitu sebanyak 240 kasus. “Sedangkan jika ada peningkatan lagi bisa sampai 300 an kasus,” ujar Pelaksana program HIV/Aids Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk Edy Suyitno https://www.nganjukkab.go.id pada Jumat 27 Oktober 2023.
Edy Suyitno menuturkan lebih dari 90 persen penyakit HIV/Aids bisa tertular melalui HB (Hubungan Badan) yang sering bergonta ganti pasangan. HIV/Aids. Prosesnya penularan yaitu lewat cairan tubuh seperti darah, cairan sperma, cairan vagina, dan ASI. “Biasanya yang paling banyak tertular di rentan usia produktif antara usia 20-45 tahun,” tambahnya.
Penyakit HIV/Aids berbeda dengan penyakit lain. Jika penyakit lain bisa langsung terdeteksi gejalanya, tetapi penyakit ini tidak bisa langsung terdetek. “Jadi jika memang berpotensi silahkan bisa langsung periksa ke puskesmas terdekat,” tutur Edy.
Biasanya penyakit ini bisa terdeteksi minimal 3 bulan jika ketahanan tubuh penderita lemah. Namun banyak factor juga, gejalanya bisa terdeteksi setelah beberapa tahun. Berikut beberapa gejala yang sering dialami penderita di antaranya : Diare yang berkepanjangan, semakin hari badan semakin kurus, adanya jamur mulut dan sariawan yang parah.
Edy Suyitno menjelaskan pada usia rentan, beberapa kasus juga banyak sekali terjadi pada Ibu rumah tangga dan dari anak-anak. Dan yang paling utama pemeriksaan skrining HIV/Aids dilakukan oleh calon pengantin dan Ibu hamil. Hal ini sebagai bentuk deteksi dini agar bisa langsung dilakukan pengobatan.
Pemeriksaan skrining HIV/Aids dapat dilakukan di puskesmas maupun Dinas Kesehatan Nganjuk dan bersifat gratis dan kerahasiaannya terjamin. “Jika penderita sudah terdeteksi kita sebagai pelayan kesehatan memberikan dukungan untuk melakukan pengobatan dan perawatan,” lanjutnya.
Sebagai informasi virus HIV/Aids sebenarnya tidak menyebabkan kematian, tetapi virus inilah yang menyebabkan kekebalan tubuh menurun. Dari sini virus-virus bisa masuk ke tubuh, salah satunya virus TBC yang sangat mematikan. “Hal inilah yang menyebabkan orang meninggal, karena kekebalan tubuhnya yang menurun,” terangnya.
Advertisement