Selama 10 Hari, Merapi Muntahkan Material Erupsi 81 Kali
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatatkan Gunung Merapi memuntahkan material erupsi sebanyak 81 kali. Catatan itu terjadi dalam periode pengamatan 25 Februari-5 Maret 2022.
"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 81 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Minggu, 6 Maret 2021.
Dalam periode ini, muntahan material lava lebih dominan. Sementara, awan panas tidak terjadi. Hanik mengungkapkan peristiwa kegempaan dalam 10 hari masih cukup tinggi.
Catatan kegempaan pada dua hari terakhir yakni gempa guguran 227 kali, gempa hembusan 6 kali, gempa fase banuak 16 kali, dan gempa vulkanik dangkal sekali.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,4 sentimeter per hari," jelasnya.
Selain itu hasil analisis morfologi menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya berupa bekas guguran, namun tidak teramati perubahan ketinggian yang signifikan. Menurut dia kondisi kubah tengah juga tidak teramati ada perubahan.
"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 20 Februari 2022 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 3.228.000 m3," katanya.
Hanik menambahkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas gunung tersebut masih dalam tingkat siaga.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas sekitar lima hingga tujuh kilometer pada sektor selatan–barat Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer," ujarnya.