Selalu Dirindukan Masyarakat, Ternyata Ini Rahasia Gus Dur
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Selalu dirindukan umat pada setiap masa, khususnya ketika bangsa dan umat Islam menghadapi suatu masalah.
Begitu cintanya pada Gus Dur, sehingga ada sebutan khusus bagi Gus Dur, sebagai Wali ke-10. Artinya, ketika berziarah ke makam Walisongo, kurang lengkap bila tidak digenapkan dengan ziarah ke Makam Gus Dur di Tebuireng Jombang, Jawa timur.
Sebuah buku penting tentang "Samudra Kezuhudan Gus Dur" ditulis KH Husein Muhammad menegaskan sikap dan amaliah Gus Dur dalam hidupnya.
"Buku Kiai Husein Muhammad ini melengkapi kajian tentang nilai-nilai luhur Gus Dur tersebut pada titik yang paling penting: mengurai cahaya putih spiritualitas Gus Dur.
"Melalui buku ini, kita menemukan pembahasan yang menyeluruh asal-muasal semua nilai yang dihidupi Gus Dur, yang pada ujungnya menghidupi semua yang telah disentuhnya sepanjang perjalanannya di dunia.
"Sebuah buku yang wajib dibaca oleh mereka yang ingin memahami Gus Dur secara utuh, apalagi oleh mereka yang membaiat dirinya sendiri sebagai Gusdurian atau murid Gus Dur dan ingin merawat warisan nilai, pemikiran, serta perjuangannya bagi dunia ini.
"Gus Dur telah memberikan teladan. Saatnya kita melanjutkan". Demikian putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid memberikan catatan selintas.
Berikut catatan khusus KH Husein Muhammad.
Setidaknya, 20 tahun lalu (tahun 23 Juli 2001) Gus Dur dilengserkan dengan paksa dari kursi kepresidenan. Sebuah peristiwa politik paling tragis dalam sejarah Indonesia yang nyaris "chaos". Gus Dur bertindak bijak. Kedamaian rakyat lebih utama dari jabatan.
Meski begitu nama Gus Dur, presiden ke 4 itu, tetap harum mewangi, pujian dan kekaguman terhadap beliau mengalir sepanjang tahun. Beliau masih dan selalu dicintai dan dirindukan oleh mereka yang hatinya bersih. Sementara orang-orang yang merekayasa pelengseran dan para pembencinya, terlunta-lunta, bagai gelandangan, tak berharga lagi, bahkan direndahkan publik.
Beberapa teman bertanya mengapa Gus Dur bisa begitu?. Aku menyebutkan sebuah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ ، قَالَ : فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ ،
"Jika Allah mencintai hamba-Nya, Dia memanggil Jibril lalu mengatakan : "Aku mencintai si A. Maka cintailah dia. Jibrilpun mencintainya. Kemudian dia menyampaikan kepada para penghuni langit : "Allah mencintai si A. Maka cintailah dia. Para penghuni langit itu pun mencintainya. Lalu diapun dicintai para penghuni bumi".
Masya Allah. Teman-teman itu mengangguk-angguk dengan wajah penuh kekaguman. Jadi?
Jadi soal mengapa dan bagaimana bisa Gus Dur diziarahi beribu orang adalah Cinta. Gus Dur mencintai manusia dengan tulus. Melayani dan menggembirakan hati mereka yang luka. Itu rahasianya. Para wali yang diziarahi juga demikian. Gus Dur besar sendiri meski andai pun tak jadi presiden. Beliau lebih besar dari Presiden.
Lalu aku bilang :
Siapa yang mencintai akan dicintai
Siapa yang membenci akan dibenci
Dan renungkan hukum kehidupan ini :
الانسان مجبول بحب من احسن اليه. وببغض من اساء اليه.
"Manusia diberi sifat senang orang yang berbuat baik kepadanya dan tidak senang kepada orang yang berbuat jahat/buruk kepadanya".
مَنْ تَوَاضَعَ ِللهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ
"Siapa rendah hati karena Allah, maka Allah mengangkat (derajat)-nya; dan siapa sombong, maka Allah merendahkannya".(HR Abu Nu‘aim).
Demikian KH Husein Muhammad. (Cirebon, 24.07.21/HM)