Selain Tsunami, Banyuwangi Juga Rawan Likuifaksi
Setiap kali terjadi gempa bumi, masyarakat Banyuwangi dihantui terjadinya bencana tsunami. Perkembangan terbaru, ternyata gempa bumi tidak hanya berpotensi menimbulkan terjadinya tsunami, tetapi juga bisa mengakibatkan likuifaksi.
"Likuifaksi itu dari kondisi geologis labil yang ada di daratan karena ada air di bawah. Itu dipicu oleh getaran dari gempa," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam, Kamis, 16 Januari 2020.
Berdasarkan peta wilayah rawan likuifaksi yang dirilis Badan Geologi, kata Eka Muharam, Banyuwangi menjadi salah satu wilayah yang masuk kategori rawan. Untuk itu, sekarang ini pihaknya sedang menyusun rencana kontigensi terkait dengan potensi likuifaksi. Karena, jika dilihat petanya, wilayah Banyuwangi yang masuk wilayah rawan likuifaksi cukup luas.
Meski demikian, BPBD Banyuwangi belum bisa mengidentifikasi secara detil kecamatan dan desa mana yang masuk daerah rawan likuifaksi ini.
"Petanya sudah ada tetapi kita masih belum memetakan wilayah ini ada di kecamatan apa desa apa. Karena baru dirilis. Saya kira belum ada satu daerah pun yang menindak lanjuti itu. Nah untuk mengidentifikasi harus ada tim ahli," kata .
Namun, Eka Muharam menyebut, secara awam peta rawan bencana likuifaksi itu bisa dibaca. Menurut Eka, peta yang dirilis Badan Geologi itu peta Jawa Timur mulai Lumajang, Jember hingga Banyuwangi.
"Potensi likuifaksi di Banyuwangi itu ada dua kategori. Ada kategori tinggi kemudian ada kategori sedang. Yang paling banyak memang kategori sedang. Yang memiliki kategori tinggi dari tiga daerah itu hanya Banyuwangi. Tapi sebarannya yang kategori tinggi itu tidak terlalu besar," katanya.
Katanya, wilayah yang tingkat kerawanannya masuk kategori tinggi itu ada di wilayah Wongsorejo sampai Grajagan. Perkiraan wilayahnya ada dipinggir pantai.
Untuk yang kategori tingkat kerawanan menengah ada di wilayah setelah Grajagan sampai wilayah Sarongan khususnya yang di pinggir pantainya.
"Tetapi itu butuh justifikasi ahli. Ini hanya penglihatan awam berdasarkan peta yang ada," katanya.
Dia menyebut, di Banyuwangi potensi likuifaksi itu lebih banyak di daerah yang berdekatan dengan pesisir. Karena daratan yang paling berpotensi pertama kali terkena getaran gempa adalah wilayah pesisir.
Apalagi, wilayah pesisir dulu banyak rawa-rawa. Kemudian dalam perjalanan sejarahnya di pinggir pantai wilayah selatan itu rimbun dengan tanaman bakau. Padahal tempat itu dulunya merupakan wilayah yang tanahnya menyimpan banyak air.
"Sehingga ketika ditebang dan dijadikan bangunan itu justru memberikan potensi bahaya," katanya.
Advertisement