Selain RS Unair, RSUD Soewandhi Juga Terdampak Gempa Tuban
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto melaporkan, bahwa gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Tuban berdampak pada dua rumah sakit di Surabaya.
Selain Rumah Sakit (RS) Unair, juga RSUD M. Soewandhi Surabaya. Hanya saja, dalam laporan yang disampaikan Gatot melalui pesan berantai via grup WhatsApp yang diterima Ngopibareng.id, tidak disebutkan bagian mana RS Soewandhi yang mengalami kerusakan, dan seberapa berat kerusakannya.
Masih dalam laporan tertulis tersebut disebutkan, terdapat 25 kota/kabupaten di Jawa Timur yang merasakan guncangannya, dengan yang terbesar dirasakan Pulau Bawean, Kabupaten Gresik dengan skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Adapun tiga kota/kabupaten lain yang merasakan getaran dengan skala yang lebih rendah adalah Kota Surabaya, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Gresik dengan III MMI.
Sementara 16 daerah lainnya merasakan getaran dengan skala II-III MMI meliputi Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto.
Untuk Kabupaten Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Ngawi, Probolinggo dan Kota Batu dengan skala II MMI. Dan yang terendah adalah Kota Kediri dengan skala I MMI.
Gempa itu sendiri juga berdampak pada sejumlah bangunan kantor pemerintahan, sekolah, ponpes dan beberapa rumah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Dari data BPBD Jatim, gempa bumi di Tuban ini hanya mengakibatkan dua orang luka ringan, yakni Hasi'ah, nenek 71 tahun asal Desa Tambak, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik. Hasi’ah mengalami sobek di bagian kepala akibat tertimpa genting roboh.
Satu korban lainnya adalah Mohayaroh. Perempuan 28 tahun asal Tanah Merah 2-B/7-B, Rt/Rw 003/004, Kel. Tanah Kali Kedinding, Kec. Kenjeran, Kota Surabaya. Wanita ini mengalami luka di bagian kaki tertimpa tubuh dan kaki karena kejatuhan material bangunan kosong.
BPBD Provinsi Jatim sendiri melakukan sejumlah upaya mitigasi yang meliputi beberapa hal berikut ini:
-Pusdalops PB BPBD Provinsi Jatim melanjutkan koordinasi dengan Agen Bencana serta Pusdalops PB BPBD Kab./Kota terkait.
-Pusdalops PB BPBD Provinsi Jatim berkoordinasi dengan Pusat Krisis Kesehaatan Regional Jawa Timur.
-Agen Bencana dan BPBD kabupaten/kota yang terdampak melanjutkan assessment pada wilayah masing-masing.
-Agen Bencana dan BPBD kabupaten/kota yang terdampak melanjutkan menghimbau warga untuk tetap waspada dan berkoordinasi dengan BPBD Prov. Jatim.