Selain Ritual Mandi Laut, TJN Rutin Baca Quran dan Salawat
Selama dua tahun berada di Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, kegiatan rutin kelompok Tunggal Jati Nusantara tidak ada yang mencurigakan. Mereka memiliki kegiatan rutin mengaji dan membaca salawat bersama-sama dua kali sebulan.
“Tidak ada yang mencurigakan dari aktivitas kelompok yang dipimpin Nurhasan. Karena kegiatannya biasa-biasa saja seperti mengaji dan bersalawat dua kali sebulan,” kata Kepala Desa Dukuhmencek, Nanda Setiawan.
Meskipun pusatnya berada di Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, namun tidak banyak warga yang setempat yang tertarik dan ikut dalam kelompok yang dipimpin Nurhasan itu. Diketahui hanya ada lima orang warga Kecamatan Sukorambi yang ikut kelompok itu.
Setiap ada kegiatan rutin di rumah Nurhasan, jemaah yang datang bisa mencapai 20 sampai 30 orang. Namun mereka berasal dari luar Sukorambi. Mereka berasal dari Panti, Patrang, Ajung, Jenggawah, Sumbersari, bahkan ada juga dari Kabupaten Bondowoso.
Kegiatan yang dilakukan kelompok Tunggal Jati Nusantara hanya ngaji dan bersalawat Sehingga, tetangga terdekat dengan Nurhasan menilai tidak meresahkan lingkungan.
“Tidak pernah meresahkan, karena mereka hanya mengaji dan bersalawat bersama. Tidak ada laporan apa pun dari tetangga terdekat dengan Nurhasan, ya kita diam saja,” jelas Nanda.
Soal ritual mandi di laut Nanda mengaku tidak mengetahui banyak dan detail soal itu. Namun Nanda pernah mendengar informasi dari warganya bahwa kelompok itu tidak hanya sekali melakukan ritual itu.
Hanya saja ritual mandi laut yang dilakukan sebelumnya hanya diikuti oleh sebagian kecil anggotanya. Ritual mandi laut yang berangkat dari Sukorambi itu merupakan ritual laut yang paling banyak diikuti jemaah sampai 23 orang.
Tak Ada Iuran Wajib di Kelompok Tunggal Jati Nusantra
Meskipun sudah berlangsung dua tahun, Nanda mengaku tidak pernah mendengar informasi ada penarikan uang oleh Nurhasan kepada jemaahnya. Hanya ada sumbangan sukarela untuk biaya konsumsi setiap ada kegiatan rutin di rumah Nurhasan.
Soal biaya transportasi dari Desa Dukuhmencek ke Pantai Payangan, Kecamatan Ambul Nanda belum mengetahui apakah itu juga iuran. atau ditanggung oleh Nurhasan selaku pimpinan kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Sebelumnya, ritual mandi laut yang dilakukan oleh kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan berujung maut. Dari 23 orang yang turut dalam ritual itu, 11 di antaranya meninggal dunia karena diterjang ombak. Sementara 12 korban selamat beberapa di antaranya terluka dan masih dirawat di RSD dr Soebandi.
“Yang meninggal dunia dalam tragedi ritual laut itu ada juga dari anggota kepolisian, yang bernama Febri itu. Terus istri pertama dan anak tiri dari Nurhasan juga ikut menjadi korban yang meninggal dunia. Kalau ibu dan istri kedua Nurhasan selamat karena tidak ikut turun ke laut,” pungkas Nanda.