Selain Jabodetabek, Ini 5 Insiden Listrik Padam Terparah di Dunia
Kasus listrik padam tak hanya menggegerkan wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan sebagian wilayah Jawa, pada Minggu 4 Agustus 2019.
Sebelumnya, pada 18 Agustus 2005, sekitar pukul 10.23 WIB, kegagalan saluran transmisi 500 kilovolt antara Cilegon dan Saguling di Jawa Barat memangkas pasokan listrik, yang menyebabkan pemadaman 5.000 megawatt secara masif. Jakarta kehilangan daya listrik selama hampir 11 jam.
Berikut adalah lima kasus listrik padam paling menggegerkan di dunia.
1. New York City, Amerika Serikat
Pada 13 Juli lalu, trafo utama meledak di New York City, menyebabkan listrik padam selama beberapa jam di bagian barat pulau Manhattan. Kejadian yang dikenal sebagai blackout itu mulai terjadi sekitar pukul 18.47 waktu setempat.
Toko-toko tutup lebih cepat lantaran khawatir barang dagangan dicuri, dan sebagian pertunjukan teater di Broadway batal digelar. Di restoran dan bar, orang-orang makan dan minum dengan mengaplikasikan cahaya dari ponsel pintar mereka.
Namun, keadaan mulai pulih di sebagian area pada pukul 22.00 dan sepenuhnya normal pada tengah malam, dengan sorak-sorai dari orang-orang di jalanan sebagai bentuk tanggapan kegembiraan.
2. India
Dalam pemadaman listrik terbesar dalam sejarah (sejauh ini), listrik padam di India pada 31 Juli 2012 mempengaruhi area yang meliputi sekitar 670 juta orang, yang merupakan sekitar 9 persen dari populasi dunia.
Tiga dari jaringan listrik di India utara yang saling terhubung runtuh selama beberapa jam, mempengaruhi 22 negara bagian dari perbatasan timur dengan Myanmar ke perbatasan baratnya dengan Pakistan.
Saat listrik padam, warga metropolitan Delhi menghadapi kondisi lembap hingga 89 persen, dan di negara bagian Benggala Barat, ratusan penambang terjebak di bawah tanah selama berjam-jam setelah lift mereka mogok.
Salah satu kabar paling mengganggu dalam kondisi tersebut, sebagaimana pernah dilaporkan oleh The Guardian, banyak kreamtorium listrik mati berhenti beroperasi, di mana beberapa jasad dibiarkan setengah terbakar sebelum dipindahkan ke tungku kayu.
Kelebihan beban produksi listrik dan kesalahan manusia akhirnya disalahkan atas masalah tersebut.
3. Brasil dan Paraguay
PLTA Itapiu di perbatasan Paraguay-Brasil tiba-tiba berhenti menghasilkan daya 17.000 megawatt, listrik seketika padam di banyak tempat di kedua negara. Listrik padam terjadi dua hari setelah siaran investigasi 60 Minutes di stasiun televisi CBS, mengatakan kejadian serupa sebelumnya di Brasil disebabkan oleh peretas.
Tidak lama berselang, program investigasi yang sama menyebut insiden listrik padam 2009 juga disebabkan oleh peretas. Untuk mencegah kembali terjadinya peretasan, otoritas kedua negara kini menyematkan perintah suara untuk mengontrol sistem daya, dan akses hanya diberikan kepada sekelompok kecil operator yang berwenang.
4. Chenzou, China
Badai musim dingin mengakibatkan listrik padam hampir dua pekan di kota Chenzhou, China tengah, mengganggu kehidupan 4,6 juta orang di sana. Dilanda frustasi, banyak warga melalui malam-malam di awal tahun 2008 tanpa daya listrik, dan terpaksa mati-matian mengganti mesin penghangat dengan api sederhana.
Selain itu, beberapa warga mengatakan kepada wartawan bahwa mereka harus berjalan satu kilometer ke sumur dan kembali ke rumah dalam suhu beku, demi mendapatkan air bersih.
Kantor berita Xinhua mengatakan 11 petugas listrik tewas saat berkerja memulihkan daya, dan total jumlah warga yang meregang nyawa akibat kondisi terkait mencpaai 60 orang.
5. Venezuela
Presiden Venezuela Nicolas Maduro memecat Menteri Energi Venezuela, Igor Gavidia, di tengah kasus pemadaman listrik berkepanjangan di negara tersebut. Gavidia digantikan oleh Freddy Brito, pada 6 Juni 2019.
Brito merupakan lulusan fakultas listrik Universitas Pusat Venezuela. Dia menjadi satu-satunya menteri dalam jajaran kabinet Maduro yang memegang gelar bidang sains dan teknologi.
Secara khusus Brito ditugaskan untuk mengatasi masalah padam listrik di Venezuela. Insiden pemadaman listrik ini bermula pada 7 Maret 2019. Venezuela menjadi gelap selama lima hari karena daya di sebagian besar negara terhambat.
Setelah itu, padam listrik terjadi secara sporadis di berbagai penjuru Venezuela. Ini menyebabkan aliran pasokan makanan dan air bersih terhambat. Tak hanya itu, sistem transportasi dan peralatan di rumah sakit juga tak berfungsi sehingga memicu peningkatan angka kematian.
Maduro menuduh Amerika Serikat (AS) dan oposisi yang melakukan sabotase listrik. Namun, banyak yang menganggap bahwa listrik padam karena perawatan yang buruk.