Penyebab Banjir dan Solusi untuk Mengatasinya
Curah hujan yang tinggi sering disebut sebagai penyebab utama banjir. Nyatanya, hujan bukan satu-satunya penyebab banjir. Hal ini diungkapkan oleh pengamat bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Ir Amien Widodo.
"Umumnya sebuah kota sudah didesain agar dapat menghadapi hujan terbesar yang pernah terjadi untuk menghindari banjir. Kapasitas saluran air sebuah kota biasanya didesain dapat menampung hingga 50 tahun," kata Amien Widodo.
Saluran penampung air tersebut dapat berupa tanggul, bozem, atau rawa yang dibangun di berbagai tempat untuk menampung luapan sungai. Selain itu, untuk mempercepat penurunan muka air banjir, dipasang pompa-pompa air dan juga biasanya dilakukan pengerukan sedimen sungai, rawa, atau bozem untuk mencegah sedimentasi.
"Sayangnya saluran air yang telah dibuat tidak terjaga dengan baik seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk kota," ujar Dosen Teknik Geofisika ini.
Menurut Amien, berkurangnya lahan membuat masyarakat mulai merambah dan bermukim di tepi sungai serta pinggiran sekeliling bozem. Mereka bahkan menjadikan sungai dan bozem tersebut sebagai tempat pembuangan sampah sehari-hari.
Mirisnya, pembuangan sampah pada saluran air juga banyak dijumpai di pemukiman biasa maupun di pemukiman elit. “Ini sangat memprihatinkan karena hampir semua elemen masyarakat masih ada yang membuang sampah sembarangan, pada akhirnya saat hujan mengguyur mulai banyak saluran yang meluap dan membanjiri seluruh kota,” ungkapnya prihatin.
Bila hal tersebut terus dibiarkan akan dapat menyebabkan tanggul jebol dan terjadi banjir. Amien menambahkan, di beberapa daerah banjir sering terjadi karena tanggul jebol, atau meluapnya sungai karena sampah.
"Kerja sama berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk ikut mengawasi sungai dan tanggul sungai, terlebih lagi pada posisi puncak musim hujan seperti saat ini," imbuhnya.
Untuk menghindari terulangnya bencana banjir, Amien berujar bahwa pemerintah harus memberi sosialisasi secara terstruktur, sistemik, dan masif. Terstruktur artinya seluruh pihak khususnya yang bermukim di sekitar sungai diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga dimensi sungai agar tetap seperti yang direncanakan.
"Waktunya pemerintah bersama masyarakat meningkatkan kapasitas dalam mengelola bencana, saya harap apabila terjadi bencana kita dapat tangguh menghadapinya, serta semuanya selamat dan bisa saling menyelamatkan,” tandasnya.