Selain Dakwah, Muhammadiyah pun Bergerak dalam Budaya
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Muhammadiyah tak lepas dari fenomena gerakan budaya. Sejak awal Muhammadiyah merupakan gerakan kultural yang menyemai dakwah dengan penuh kearifan.
Menurutnya, kearifan tersebut tercermin dalam kesuksesan Muhammadiyah mengakomodir pemikiran-pemikiran Islam modernis di tengah lingkungan keraton dan kultur pedalaman yang sarat budaya.
“Sebetulnya Muhammadiyah itu memang tidak lepas dari fenomena gerakan budaya. Kalau kita susuri dari sejarah perjalanannya, Muhammadiyah itu sebenarnya fenomena Islam pedalaman, bukan fenomena Islam pesisir,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini dalam acara Seniman Bicara Muhammadiyah, belum lama ini.
Muhadjir menegaskan bahwa sulit untuk memisahkan Muhammadiyah dengan budaya. Hal tersebut lantaran Ahmad Dahlan adalah seorang yang sangat perhatian terhadap kebudayaan seperti mengajarkan tentang lagu, menggambar, melukis dan sebagainya.
“Layaknya bibit tanaman, ia (Muhammadiyah) muncul di tengah-tengah pupuk yang penuh dengan gizi budaya, terutama budaya pedalaman, budaya agung dari keraton.
"Kemudian juga ditambah dengan budaya pinggiran dari masyarakat abangan. Tapi, yang jelas sulit untuk memisahkan antara Muhammadiyah dengan gerakan budaya,” ujar Muhadjir.
Karenanya Muhadjir menilai Muhammadiyah bukan semata-mata gerakan dakwah, tetapi juga gerakan budaya. Berbagai budaya telah diadopsi oleh Ahmad Dahlan dari budaya lokal dan pinggiran, sampai budaya kontemporer.
Misalnya, Dahlan hobi dan juga piawai dalam memainkan alat musik seperti biola, sebagaimana digambarkan dalam film Sang Pencerah.
Advertisement