Sekte Pemakan Kotoran Manusia di Thailand
Thailand geger setelah muncul kabar tentang pengikut aliran sesat. Sekte yang dipimpin oleh seorang pria bernama Tawee Nanla ini sudah empat tahun berdiri. Tapi baru berkuak belakangan ini, setelah penggerebekan sebuah gubuk kayu yang menjadi tempat perkumpulan anggota.
Sekte ini menempati gubuk di pedalaman hutan Provinsi Chaiyaphum, bagian timur laut Thailand. Kondisi di dalam gubuk sangat mengerikan. Aparat kepolisian menemukan 11 peti mati berisi mayat yang telah membusuk. Di bagia dapur sudah dipenuhi belatung.
Ada 30 orang pengikut Tawee Nanla. Pria 70 tahun ini dipercaya sebagai "dokter". Para pengikutnya percaya semua jenis kotoran yang keluar dari tubuh pemimpin yakni air seni, air liur, kulit mati dan tinja adalah obat mujarab. Sehingga mereka rutin mengonsumsinya.
Tawee Nanla ditangkap saat penggerebekan dengan tuduhan pemanfaatan tanah negara tanpa izin, penyelundupan mayat, dan pelanggaran protokol Covid-19.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan pengikut Tawee Nanla mungkin telah memanggilnya 'bapak spiritual' sementara rumah sakit jiwa di Thailand memanggilnya seorang pasien.
"Pengikut Tawee Nanla mungkin telah memanggilnya bapak spiritual tetapi Rumah Sakit Srithanya, sebuah rumah sakit jiwa, hanya akan menyebut orang itu sebagai pasien," ujarnya dikutip dari Bangkok Post.
Selain itu, sekte yang dipimpin Tawee Nanla terbukti telah menyebarkan produk makanan yang di jual ke sejumlah toko dan warung namun mengandung jamur yang berbahaya bagi kesehatan.
Temuan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand menemukan produk keripik ikan, kacang hijau goreng, dan cumi-cumi kering yang sudah berjamur dan tidak lolos uji kelayakan makanan.
Pada uji sampel air yang diambil dari dalam pondok tempat sekte ini melakukan kegiatan juga ditemukan kandungan bakteri berbahaya seperti Escherichia coli (E. coli) dan koliform yang jika dikonsumsi terus menerus dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Kepada awak media yang meliput penggerebekan Tawee Nanla, ia bersikeras para pengikut mengonsumsi kotoran tubuhnya atas kemauan mereka sendiri. Dia mengaku tidak pernah memaksa mereka melakukan itu.
Bebas Bersyarat
Menurut keterangan polisi, pihak berwajib menghadapi perlawanan keras dari para anggota selama penggerebekan. Beberapa di antara mereka dilaporkan menenggak air seni dan kulit mati sang guru di depan polisi.
Ke-11 mayat yang ditemukan di gubuk dulunya pasien yang berobat ke Tawee Nanla. Menurut pengakuan anggota sekte, jasad-jasad itu sengaja tidak dikubur dengan keyakinan Tawee akan membawa roh mereka ke surga. Bagian bawah peti bahkan dilubangi agar para pengikut dapat mengambil cairan hasil pembusukan mayat dan menjadikannya air cuci muka. Cairan itu lagi-lagi dipercaya memiliki manfaat kesehatan.
Media lokal mengabarkan, status Tawee Nanla saat ini bebas bersyarat. Dia telah memindahkan "markasnya" ke Provinsi Leoi di dekat perbatasan Laos.
Dilaporkan YouTuber
Ritual sekte Tanwee Nanla ini baru diketahui setelah YouTuber Mor Pla melaporkannya ke pihak berwajib. Konten kreator yang sering membuat video tentang sekte, aktivitas paranormal dan biksu-biksu palsu, menerima informasi dari anak yang orang tuanya menjadi pengikut Tawee Nanla. Mor Pla menyiarkan proses penangkapan yang berlangsung dramatis di laman Facebook miliknya.
Advertisement