Seksinya Jatim Jadi Pemikat Capres 2024, Ini Kata Pakar Politik
Ibarat wanita Jawa Timur menjadi provinsi yang seksi untuk diperebutkan setiap calon presiden yang berkontestasi pada Pemilihan Presiden (Pilpres). Termasuk, pada Pilpres 2024 mendatang.
Pada Minggu, 7 Mei 2023 lalu menjadi unik bagi dua calon presiden yakni Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) dan Ganjar Pranowo capres PDI Perjuangan dan PPP sama-sama melakukan safari politik di Jatim.
Pasalnya, di hari itu keduanya sama-sama melakukan safari politik di Kabupaten Jember. Anies tampak menghadiri Haul Habib Sholeh Tanggul, sedangkan Ganjar mengikuti kegiatan Car Free Day dan menghadiri konsolidasi DPC PDI Perjuangan Jember di GOR Kaliwates.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam mengatakan, Jatim memang sangat seksi bagi kandidat capres karena menjadi kunci kemenangan di Pilpres.
Ia menyebut beberapa hal membuat Jatim masih sangat seksi dibanding daerah lain. Pertama, secara geopolitik Jatim adalah centrum pemberitaan politik nasional setelah Jakarta dan memiliki Kota Surabaya sebagai kota metro terbesar ke dua di Indonesia.
"Kedua, Jumlah pemilih yang beragam punya kontribusi hampir 16 persen suara nasional dan terbesar kedua setelah Jawa Barat dengan pemilih yang beragam," sebut Rokim.
Ketiga, banyak tokoh-tokoh politik nasional yang berasal dan memiliki ikatan dengan Jatim. Keempat, secara simbolik Jatim merupakan basis pemilih dengan latar belakang Nahdliyin yang terbesar dengan total suara yang dapat mencapai 70 persen.
"Basis kiai khos sering menjadi punjer nasional yang memiliki jaringan luas di Nusantara. Jadi, wajar kalai selama ini Jatim dijadikan sebagai wilayah kehormatan dan jujukan karena punya efek bandwagon (ikutan) politik yang kuat di Indonesia. Jatim dalam banyak hal menjadi kunci dalam stabilitas nasional," kata peneliti Surabaya Survey Center itu.
Sehingga, melihat pergerakan capres yang ada. Tak salah jika keduanya sama-sama berusaha menggaet basis suara di Jatim. Terutama, bagi calon yang memiliki latar belakang nasionalis.
Hal tersebut juga terbukti melalui perolehan suara Pilpres di dua periode yakni 2014 dan 2019. Di mana, pasangan Joko Widodo yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sukses meningkatkan perolehan menjadi 65,79 persen dari sebelumnya di 2014 dengan perolehan 53,17 persen suara. Sehingga, siapa yang bisa mengolaborasikan dua latar tersebut akan meraih suara besar di Jatim.
Karena itu, Surokim menyebut, pemilihan Cawapres menjadi salah satu kunci penting. Tak hanya memiliki kapasitas saja, tapi juga basis dukungan yang kuat.