Sekolah Vokasi UGM Kembangkan Pendeteksi Kampas Rem Melaui AI
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan teknologi pendeteksi keretakan kampas rem dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Alat pendeteksi keretakan kampas rem dengan menggunakan AI tersebut merupakan hasil kolaborasi riset terapan antara Agus Winarno selaku dosen di Sekolah Vokasi UGM bersama mahasiswa dan industri dengan PT Akebono Brake Astra Indonesia.
Keberadaan alat ini menjadi salah satu gebrakan bagi industri otomotif internasional lantaran selama ini pengujian keretakan kampas rem masih dilakukan secara manual menggunakan indra pendengar manusia.
Dan ini merupakan salah satu produk hasil kolaborasi antara pendidikan vokasi dan industri yang mendapat perhatian langsung dari rombongan Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, ketika mengunjungi Hannover Messe 2023.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz di sela-sela kunjungan tersebut menanyakan tentang di mana alat ini di produksi dan jenis perusahaan yang bisa memanfaatkannya. Pertanyaan tersebut langsung direspons oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto yang juga ikut bersama rombongan.
Hartarto menjelaskan kepada Kanselir Jerman, bahwa alat ini diproduksi di Indonesia untuk mendukung supply chain dalam industri yang bergerak di bidang otomotif.
Ekosistem kemitraan yang sinergis antara dunia pendidikan, khususnya vokasi dengan industri diharapkan mampu mendukung terwujudnya Indonesia 4.0 dalam hal teknologi baru, khususnya berbasis Internet of Things (IoT) dan AI. Selain itu, juga berkontribusi sebagai penggerak ekonomi dan pendongkrak daya saing industri.
“Satuan pendidikan vokasi tidak hanya menjadi penyuplai tenaga kerja, tetapi menjadi mitra dalam menciptakan teknologi,” ujar Agus Winarno selaku ketua tim periset dari Sekolah Vokasi UGM, dalam keterangan tertulis Jumat 28 April 2023.
Agus Winarno menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekuatan untuk bersaing dengan negara lain disebabkan oleh kepemilikan sumber daya alam dan manusia yang melimpah. Walaupun demikian, patut untuk diakui bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan penggunaan teknologi untuk mendukung investasi dan industri di Indonesia.
“Potensi terbesar (Indonesia) adalah material, itu yang paling utama. Kedua, sumber daya manusia yang (jumlahnya) besar. Tetapi kendalanya adalah pada teknologi yang masih perlu dikejar untuk dapat bersaing,” tuturnya.
Agus Winarno juga mengatakan bahwa Indonesia perlu belajar dari Jerman dalam mengelola dan memprioritaskan pendidikan vokasi sebagai bagian penting dalam mendukung investasi dan industri. Oleh sebab itu, Ia berharap melalui ajang internasional seperti Hannover Messe ini Indonesia dapat lebih terbuka untuk menjalin kerja sama dan investasi dari negara-negara lain yang potensial.
“Kolaborasi sudah terjadi antara pendidikan vokasi dan industri, tetapi belum seperti di Jerman. Di Jerman, vokasi sangat penting untuk mendukung pembangunan,” sebut Agus.
Salah satu tantangan yang patut diperhatikan, menurut Agus yaitu terkait kompetensi dari tenaga kerja. Pasalnya, di negara maju seperti Jerman pendidikan vokasi telah menghasilkan tenaga kerja terampil. Sementara di Tanah Air, pendidikan vokasi masih dalam tahap menyediakan angkatan kerja.
“Kita harus hubungkan antara investasi, potensi, dan human development. Sedangkan metode pembelajaran harus mengarah ke sana, peta jalan yang jelas, investasinya apa, tren ke depan bagaimana, dan apa yang kita punya sehingga kita bisa agile. Dengan begitu pendidikan vokasi akan bisa menyiapkan dari lini yang paling dasar sampai lini yang paling tinggi, yaitu inovasi,” tandasnya.
Kemendikbudristek turut menjadi bagian dalam ajang pameran Hannover Messe Tahun 2023 di Jerman. Hannover Messe pertama kali diselenggarakan tahun 1947 dan saat ini telah menjadi pameran teknologi industri tahunan terbesar di dunia. Pada tahun 2023, Indonesia merupakan official partner country Hannover Messe dengan mengusung tema Making Indonesia 4.0.