Sekolah Ditutup, Anak di Bangladesh Terancam Dinikahkan dan Kerja
Bangladesh memperpanjang penutupan sekolah dan lembaga pendidikan lain. Penutupan yang berlangsung sejak Maret lalu akan diakhiri pada 19 Desember nanti akibat Covid-19. Penutupan sekolah dikhawatirkan menyebabkan tingkat anak putus sekolah naik drastis.
Para pakar menyebut negara dengan fasilitas kesehatan belum stabil itu bisa menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Saat ini terdapat total 427.198 infeksi dengan 6.140 orang meninggal. "Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan gelombang kedua. Kami tak bisa bermain dengan nyawa anak-anak," kata pejabat senior yang tak disebutkan namanya, dilansir dari Al Jazeera.
Bangladesh mengalami peningkatan infeksi harian dengan 1.845 kasus baru dan 13 kematian pada Kamis, 12 November 2020. "Situasi Covid-19 bisa memburuk di musim dingin ketika virus dan bakteri jumlahnya meningkat," kata virologis Nazrul Islam, anggota penasehat teknis komite mengatasi Covid-19.
"Semua orang ingin mendapatkan vaksin, tapi tak ada yang peduli dengan aturan menggunakan masker, dan menjaga jarak," lanjutnya.
Anak Dipaksa Bekerja dan Menikah
Pemerintah kini menyiarkan pelajaran untuk sekolah dasar lewat televisi, dan kelas online bagi mahasiswa. Sebagian anak-anak tak memiliki akses terhadap internet.
Kondisi tersebut dikhawatirkan oleh kelompok peduli hak asasi manusia. Mereka khawatir, tanpa sekolah, anak-anak dipaksa bekerja untuk membantu keluarga, sementara yang perempuan dipaksa menikah akibat pendapatan orang tua yang terus menurun.
"Kami khawatir tingkat anak putus sekolah akan naik lebih dari 40 persen," kata Rasheda K Choudhury, Direktur Eksekutif dari Kampanye untuk Pendidikan Populer.
"Anak perempuan saya di kelas 8, tapi saya tak mungkin bisa mengirimnya pergi ke sekolah lagi," kata Maksuda Begum. Buruh garmen itu dipecat dari pekerjaanya pada April dan menyebut jika keluarganya kini bertahan hidup dari belas kasih orang lain. "Saya bermimpi kehidupan yang lebih baik bagi saya dan anak saya, tapi mimpi akan tetap jadi mimpi," katanya sambil menahan tangis.
Pemerintah sebelumnya telah menutup lembaga pendidikan sejak 17 Maret dan memperpanjang batas akhir penutupan beberapa kali, terakhir pada 15 November lalu. Namun, pemerintah telah melonggarkan sejumlah pembatasan. (Alj)
Advertisement