Sekolah di Surabaya Boleh Datang Langsung atau Daring
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan dua opsi untuk pelaksanaan pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran baru Juli 2021 mendatang. Dua opsi itu adalah pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah maupun pembelajaran secara daring.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, dua opsi ini diberikan tak lain karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Tak hanya itu, opsi diberikan karena masih ada banyak orang tua yang belum mengizinkan anaknya mengikuti sekolah tatap muka.
"Kita memang menyediakan dua (opsi), secara tatap muka dan daring. Jadi siapa yang merasa nyaman dengan (pembelajaran) daring kita fasilitasi. Siapa yang nyaman dengan tatap muka kita fasilitasi. Jadi kita fasilitasi dua-duanya," kata Walikota Eri Cahyadi.
Ia mengatakan, pembelajaran tatap muka direncanakan akan dimulai pada Juli 2021 mendatang. Hal itu untuk mendukung proses pembelajaran karena proses belajar secara daring ditengarai cukup merepotkan dan tidak semua siswa bisa menerima materi dengan baik.
Karena itu, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan perencanaan dalam sekolah tatap muka nanti. Di antaranya sudah menyiapkan protokol kesehatan berupa penyiapan fasilitas cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, dan penataan jarak bangku antar siswa, dan mewajibkan guru dan siswa menggunakan masker serta face shield. Jumlah siswa yang masuk juga dibatasi hanya boleh terisi 25 persen dari total kapasitas.
Tak hanya itu, yang paling penting juga setiap pengajar yang akan mengajar secara langsung harus sudah menjalani dua kali penyuntikan vaksin. “Kita sudah menyiapkan seluruh guru divaksin. Kalau guru masih satu kali vaksin, maka dia tidak boleh melakukan tatap muka, kecuali yang sudah dua kali," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas atau Plt Kepala Bidang Sekolah Menengah (Sekmen), Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Tri Aji Nugroho menambahkan, bahwa uji coba PTM merupakan rangkaian dari persiapan sekolah tatap muka. Uji coba ini untuk memberikan gambaran kepada masyarakat, khususnya orang tua murid bagaimana suasana belajar mengajar di sekolah.
"Harapannya juga memberikan keyakinan kepada masyarakat, agar mereka yakin bahwa pelaksanaan PTM nanti, Insya allah akan terlaksana dengan protokol kesehatan. Mulai bagaimana menata kursi di kelas, sikap anak-anak di dalam kelas dan guru mengajar di depan," kata Aji.