Sekolah Damai di Bojonegoro, Ini Lho Inisiasi Wahid Foundation
Wahid Foundation sebagai lembaga swadaya masyarakat telah banyak berkiprah dalam pembangunan masyarakat. Wahid Foundation memiliki konsen terhadap pembangunan demokrasi dan keadilan fundamental, serta memperluas nilai-nilai perdamaian dan non-kekerasan di Indonesia dan di seluruh dunia. Salah satu upaya yang dilakukan Wahid faoundation adalah menginisasi Sekolah Damai.
Salah satu peserta lokakarya pengembangan budaya damai di sekolah kerjasama Wahid Foundation dan AGPAI, SMAN 1 Sugihwaras menggelar Deklarasi Sekolah Damai, Rabu (2/5/2018) bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Senior Officer Capacity Building Wahid Foundation Hafizen, menuturkan bahwa SMAN 1 Sugihwaras Bojonegoro merupakan salah satu peserta lokakarya pengembangan budaya damai di sekolah kerjasama Wahid Foundation dan AGPAI. Menurutnya, sebanyak 15 sekolah telah mengikuti pelatihan pada bulan April 2018 di Surabaya, Jawa Timur.
"Tahun ini Wahid Foundation memiliki program promosi Islam damai dan Toleran melalui masyarakat dan Pemerintah, salah satu institusi yang tepat yakni sekolah melalui guru," jelas Hafizen dalam keterangannya pada ngopibareng.id, Rabu (2/5/2019).
Menurut Hafizen, program ini bertujuan untuk meneguhkan komitmen, kampanye perluasan perhatian publik terkait penguatan budaya damai dan pencegahan kekerasan berbasis agama di sekolah. Selain itu penguatan dukungan semua kelompok, baik negara maupun masyarakat sipil dalam penguatan budaya damai di sekolah.
Kepala Sekolah SMAN 1 Sugihwaras Bojonegoro Muhammad Syamsu menuturkan bahwa Deklarasi Sekolah Damai sebagai upaya mengenalkan keberagaman di lingkungan sekolah. Kegiatan ini, merupakan bagian dari kegiatan Bazar Budaya Damai di SMA Negeri 1 Sugihwaras Kab. Bojonegoro. Menurutnya, sebanyak 700 siswa berpartisipasi dalam gelaran tersebut.
"Kegiatan ini sebagai tindak lanjut lokakarya yang diselenggarakan Wahid Foudation dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) bulan lalu, jadi kita ingin membuat budaya damai di sekolah," jelas Syamsu.
Menurut Syamsu, sekolahnya memiliki siswa siswi yang cukup beragam latar belakang agama, keyakinan dan berbagai organisasi. "Khawatir perbedaan terkadang malah dijadikan alasan perpecahan untuk mencegah hal tersebut kita ingin memulai mempersatukan di Sekolah," sambungnya.
Di hadapan peserta, Syamsu berharap kegiatan Deklarasi Sekolah Damai kedepannya dapat memperkuat pendidikan dan memajukan kebudayaan.
Menurutnya, sesuai dengan tema yang diusung Hari Pendidikan Nasional, sebagai wujud mensukseskan pendidikan di Indonesia.
“Saya ingin mewujudkan budaya damai sebagai pendidikan karakter di sekolah,” tegas Syamsu.
Selain Deklarasi Sekolah Damai ada beberapa kegiatan yang ikut meramaikan bazar, seperti penampilan karawitan, fashion show budaya, tari dan gamelan
Salah satu siswi XI IIS 3 SMA Negeri Sugihwaras Kartini, mengatakan ada sekitar 14 stand dihiasi dengan tema - tema keberagaman budaya dari berbagai wilayah di Indonesia. "Iya jadi kita mengusung nuansa Bali karena Bali itu simbol provinsi yang kaya akan budaya," tukas Kartini saat bertugas sebagai penjaga stand kelasnya.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kab.Bojonergoro, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bojonegoro, Muspika Kec Sugihwaras, Polres Kec. Sugihwaras, DPW AGPAI Jawa Timur, Kepala Sekolah SMK/SMA di kec. Sugihwaras, para Guru dan Siswa Siswa SMA Negeri 1 Sugihwaras. (adi)