Sekolah Bakal Dibuka, IDI Surabaya: Hati-hati dengan Komorbid
Rencana Pemerintah Kota Surabaya untuk membuka kembali 21 SMP saat ini masih dalam tahap simulasi dan pematangan. Rencana ini pun mendapat banyak respon dari berbagai pihak, salah satunya ialah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.
Dokter Brahmana Askandah, Ketua IDI Surabaya memberikan sejumlah rekomendasi jika sekolah ingin dibuka kembali. Rekomendasi tersebut ialah, saat siswa masuk, sekolah harus memiliki data atau catatan komorbid dari guru, siswa, maupun wali murid.
"Karena yang harus dicatat pula yang ada komorbid, hipertensi, diabetes, jantung itu kan sangat rentan terjadi, angka yang sangat rentan. Semua yang fatal itu sebagian besar kan ada komorbid, makanya harus dideteksi komorbid itu," kata Brahmana, Selasa, 4 Agustus 2020.
Menurut Brahmana, hal tersebut harus dilakukan sebagai langkah antisipasi. Kepada guru atau orang tua siswa mempunyai penyakit penyerta diharapkan hati-hati. Sebab, lanjut Brahmana, anak bisa saja tidak memiliki gejala. Namun jika terpapar, mereka bisa menulari orang tuanya yang memiliki komorbid.
"Harus hati-hati, sebab mungkin saja anaknya tidak ada gejala tapi di rumah orang tuanya ada komorbid. Si anak bisa saja menularkan ke orang tuanya. Nah, ini kan juga harus diwaspadai," papar Brahmana.
Untuk itu mengidentifikasi komorbid dari orang tua dan guru harus dilakukan pihak sekolah sebelum sekolah benar-benar dibuka.
Catatan IDI Surabaya dari segi medis, Pemkot Surabaya bisa mendata siapa saja yang memiliki komorbid agar tetap di rumah dan menjalani sekolah daring. Sebaliknya, yang tidak mempunyai penyerta, bisa sekolah tatap muka dengan aman.
"Tapi itu bukan dalam kapasitas kami (mendata), kan mereka (dispendik) yang menentukan," tutup Brahmana.
Advertisement