Sekjen PUPR Harapkan Pengganti Risma Juga Aware Sampah Kota
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Anita Firmanti berharap, calon wali kota Surabaya yang baru, yang akan menggantikan Tri Rismaharini juga aware terkait sampah di kota Pahlawan. Hal itu ia ungkapkan usai acara The 3rd International Conference of Water Resources Development and Enviromental Protection (ICWRDEP), Sabtu 12 Oktober 2019 di Universitas Brawijaya, Malang.
Menurut Anita, Risma sudah sukses membawa Surabaya jauh lebih bersih dari sebelum ia menjabat. Bukan hanya membersihkan kota dengan staf dan timnya saja. Namun berhasil mengedukasi masyarakat dengan baik terkait sampah dan limbah rumah tangga.
"Surabaya agak lumayan untuk hal itu. Penggantinya Bu Risma nanti sama nggak dengan beliau tentang awareness sampah? Kalau tidak Surabaya akan kotor kembali. Kalau pemimpin bisa bikin juga budaya masyarakat. Kalau dia ganti nantinya, akan tetap bersih kota itu," kata Anita.
Salah satu program yang menurut Anita baik dari Risma adalah mengenai Surabaya Smart City. Program itu untuk mengembangkan sumber daya masyarakat, untuk bisa mengelola daerahnya sendiri. Sehingga, banyak wilayah padat penduduk di Surabaya, yang green and clean.
"Jadi harus ada inovasi dari kepala daerah," katanya.
Tak lupa, ia juga menyebutkan program Risma dan pemerintah kota Surabaya bernama Surabaya Urban Development Program (SUDP). Menurutnya, program itu sejauh ini, membuat air sungai Surabaya mulai jarang tercemar limbah rumah tangga. Karena jaringan limbahnya dikumpulkan dahulu kemudian di proses sebelum dibuang ke sungai.
"Ya harus tiru itu kalau mau kotanya bersih," ungkap Anita.
Maka dari itu, untuk pemilihan kepala daerah Surabaya pada 2020 mendatang, ia berharap masyarakat Surabaya bisa melihat calon pemimpin yang punya awareness tinggi terkait sampah di Surabaya. Bukan asal pilih saja. Alasannya, sampah itu adalah masalah utama di perkotaan besar seperti di Surabaya.
"Ketika kita punya kepala daerah yang tidak aware, wah kita harus khawatir," ungkapnya.
Selain itu, ia ingin masyarakat Surabaya turut serta mensukseskan program-program pemerintah terkait sampah dan air. Salah satunya ketika pemerintah ingin membongkar atau melakukan normalisasi sungai, masyarakat harus menerima dengan lapang dada. Karena itu penting untuk keberlangsungan hidup kota itu.
"Jangan kayak yang sudah-sudah. Ada normalisasi dibilang penggusuran, terus diubah kata-kata. Masyarakat harus tahu itu gunanya untuk apa," katanya.