Banyuwangi Diserang Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue, 1 Warga Meninggal
Sejumlah Kecamatan di Banyuwangi sedang dilanda penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Dua penyakit itu adalah chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD). Awal 2025 ini, sudah puluhan orang terjangkit dua penyalit tersebut.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, DBD sudah terdeteksi sejak bulan Januari 2025. Rinciannya, bulan Januari 27 orang, dan Februari 4 orang. Dari jumlah itu terdapat satu orang yang meninggal. "Pada bulan Februari 2025 satu orang penderita DBD dari Kecamatan Cluring meninggal dunia," jelasnya, Selasa, 11 Februari 2025.
Untuk penyakit Chikungunya, mulai terjadi penyebaran pada bulan Februari 2025 ini. Total ada 40 orang yang terjangkit. Penyakit yang menyerang bagian sendi ini terjadi di beberapa Kecamatan. "Di Kecamatan Cluring 25 orang, Srono, 9 orang dan Purwoharjo 6 orang," terangnya.
Amir Hidayat menjelaskan, pada bulan Februari ini penyakit DBD cenderung melandai. Namun kasus chikungunya terjadi lonjakan. Chikungnya, menurut Amir, memiliki fatalitas rendah artinya tidak menyebabkan kematian. Dampak yang ditimbulkan adalah demam disertai nyeri pada bagian sendi. Menurutnya, Chikungunya ini dapat sembuh secara mandiri dalam waktu dua pekan. "Tapi ini juga tetap menjadi perhatian kami dan di tingkat lokal kami sebut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB)," ungkapnya.
Untuk upaya preventif, masyarakat bisa melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Masyarakat juga diminta menjaga kebersihan lingkungan khususnya di sekitar tempat tinggal dengan cara menggalakkan gerakan 3 M. "Masyarakat juga bisa menggunakan abate untuk membunuh vektor nyamuk. Abate dapat didapatkan di Puskesmas secara gratis," ujarnya.
Advertisement