Sejumlah Parpol Geram dengan Ulah PSI
Partai koalisi pendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin geram dengan sikap elit Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai baru ini melakukan blunder dengan menyerang sesama partai pendukung Jokowi.
"Sesama partai pendukung seharusnya berbaik sangka, jangan malah menjelek jelekkan," kata ketua umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, ketika berbincang dengan ngopibareng.id, Sabtu 27 Oktober 2018.
Sebelumnya, Ketua DPP PSI Tsamara Amany tiba-tiba bicara tentang 'dosa-dosa' partai yang sudah lama berdiri tapi masih menjadi 'kebiasaan'. Setidaknya ada dua 'dosa' partai lama yang disebutkan Tsamara.
Pertama, Tsamara menyinggung soal komitmen partai lama terhadap pemberantasan korupsi. Kedua, soal proses rekrutmen partai lama tak jauh dari kata 'mahar politik'.
"Kita tidak tahu apa yang terjadi dan dibicarakan. Tapi kabar yang santer beredar selalu melibatkan sejumlah uang sebagai mahar. Tak ada uang, tak ada pencalonan," kata Tsamara, Kamis 25 Oktober 2018.
Meskipun tidak secara langsung menyerang partai tertentu, tapi PKB menyesalkan pernyataan ini, apalagi PKB dan PSI adalah bagian dari partai pendukung Jokowi.
Menurut Muhaimin daripada menjelek-jelekkan rumah tangga orang lain, PSI lebih baik mengurus partainya sendiri dan bersama sama memenangkan Jokowi pada Pilpres 2019.
Serangan PSI selama ini tidak sebatas pada partai koalisi, partai lawan pun sering menjadi sasaran, bahkan lebih keras. Karenanya, Muhaimin merasa perlu mengingatkan, supaya PSI tidak kebablasan, sehingga merugikan Jokowi.
Sementara itu, Nurul Arifin, Ketua DPP Partai Golkar, juga memberikan koreksi terhadap sikap elit PSI. Setiap partai mempunyai aturan sendiri dalam mengurus rumah tangganya dan tidak bisa diseragamkan
Kesalahan yang dilakukan kader partai dalam kasus korupsi dan yang terkena OTT KPK, merupakan kesalahan individu. 'Dosanya' tidak bisa ditimpahkan ke partai. "Semua partai ingin menjadi partai yang bersih dari korupsi, dan memiliki kader yang baik," kata Nurul Arifin.
Sekjen DPP PDI perjuangan, Hasto Kristanto, juga menyatakan kecewa terhadap elit PSI yang sering mengungkit masa lalu partai lama. Sebagai partai baru, PSI seharusnya menggunakan cara yang elegan dalam mencari dukungan. "Kalau PSI suka menjelek jelekkan partai lain dengan membabi buta, akan mempersulit PSI sendiri dalam Pemilu legislatif yang akan digelar secara serentak dengan Pilpres, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, 17 April 2019," kata Hasto.
Beberapa pengamat politik meragukan PSI dapat melewati ambang batas perolehan suara pemilu supaya bisa lolos ke Senayan. "Kalau ingin lolos, modalnya tidak cukup hanya dengan mengobok-obok partai lain," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun. (asm).
Advertisement