Sejumlah Ormas Tolak Kunjungan Anies Baswedan ke Jatim
Spanduk penolakan kepada Anies Baswedan terpasang di beberapa lokasi di Surabaya. Hal itu merespons kunjungan mantan Gubernur DKI Jakarta itu di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim).
Beberapa diantaranya tertulis Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia tolak khilafah, radikalisme, terorisme politik identitas ayat & mayat seperti Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta.
Spanduk PNIB itu terpasang di sekitar Masjid Al Akbar Surabaya, Kebun Binatang Surabaya, sekitar Masjid Rahmat, sekitar Tunjungan Plaza dan Taman Bungkul.
"Kami, PNIB tegas menolak Anies, karena kami konsisten melawan politik identitas, radikalisme dan terorisme," kata Ketua Umum PNIB Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal, Jumat, 17 Maret 2023.
Gus Wal mengatakan, pemasangan spanduk tersebut bertujuan untuk mengingatkan, agar Anies Baswedan tidak mengulang praktik politik identitas yang sempat terjadi pada Pilkada DKI 2017 silam.
"Karena kami tidak ingin apa yang dilakukan Anies dulu di Pilkada DKI 2017 lalu, diduplikasi ke seluruh negeri. Kami nggak mau politik identitas menyebar luas ke seluruh negeri," jelasnya.
Padahal, kata Gus Wal, politik identitas yang terjadi pada Pilkada 2017 lalu membuat bangsa terpecah belah. Sebab, praktik tersebut menghalakan segala cara demi ambisi politik.
“Politik identitas itu menggunakan ayat, untuk pembenaran, untuk syahwat politik. Kami ingin menyadarkan masyarakat, jangan sampai kedatangan Anies ini menjadi embrio lahirnya politik identitas seperti Pilkada Jakarta lalu, yang sangat sadis dan kejam,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Wal menyebut jika saat ini sejumlah spanduk yang dipasang kelompoknya itu terlepas. Dia menduga, pelakunya adalah para relawan Anies Baswedan.
“Terakhir kami pasang Sabtu (11 Maret 2023) malam, dan sekarang beberapa dilepas oleh relawan Anies,” katanya.
Menurut Gus Wal, spanduk tersebut merupakan bentuk aspirasi yang mengingatkan bahaya politik identitas. Ia pun menolak jika tulisan yang terpampang disebut tindakan provokatif.
“Kalau ada yang bilang spanduk itu provokatif, itu salah, kami ini dalam rangka mengedukasi masyarakat bahayanya politik identitas,” ujar dia.
Gus Wal menyebut, pihak yang melepas spanduk PNIB tersebut sudah melakukan perbuatan anti demokrasi. Menurutnya, hal ini sudah menjadi tanda ancaman demokrasi ke depanya.
“Kami cuma menolak, kami menyerukan masyarakat untuk tidak memilih Anies. Anies lewat pun tidak kami ganggu, tidak kami stop, kami tidak persekusi, todak aksi kriminal atau anarkis, kami tidak ada pembubaran, kami juga menjadi warga negara yang baik, tidak melakukan kriminal, persekusi,” tutupnya.