Massa Bonek dan Arema Dibubarkan dengan Gas Air Mata
Kericuhan antara massa Bonek dengan Aremania tak bisa dibendung. Mereka mengabaikan aturan panitia pelaksana (Panpel) Piala Gubernur Jawa Timur 2020, bahwa laga semifinal tertutup untuk suporter.
Massa Bonek dan Aremania tetap nekat datang ke Stadion Soepriadi, Blitar. Seperti yang telah diduga, kedua kubu pun terlibat bentrok. Awalnya, massa Bonek berada di sebelah barat dan utara stadion atau terkonsentrasi di Jalan ciliwung. Tidak jauh dari situ kurang lebih 1 km dari lokasi ada konsentrasi massa Aremania.
Sebagian bonek yang belum berkumpul bergeser ke Jalan Ciliwung. Saat bergeser itulah massa bonek bertemu dan akhirnya bentrok dengan massa Aremania.
Polisi tak membiarkan itu. Massa dihalau oleh polisi agar bubar. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.
Sebelumnya, sejumlah motor hangus terbakar di Jalan Musi Barat, kawasan Pasar Hewan Terpadu Dimoro. Dari keterangan warga setempat, ada tujuh kendaraan yang terbakar.
"Ada 7 motor yang dibakar. Ya kami sebagai warga Blitar tolonglah suporter yang datang jangan membuat onar," terang Dian, warga setempat yang lokasinya tidak jauh dari stadion.
Sementara itu, Kapolres Blitar Kota AKBP Leonard M. Sinambela mengakui ada peristiwa pembakaran sepeda motor. Namun belum diketahui siapa dalang aksi anarkis tersebut.
"Ya memang ada info seperti itu sejumlah sepeda motor dan satu orang terluka. Saat ini masih kami tangani," ujarnya.
Massa Aremania yang terkonsentrasi di pelataran parkir, Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan Kota Blitar sempat bereaksi ketika mengetahui ada aksi pembakaran. Namun, massa dapat ditenangkan oleh aparat gabungan TNI dan Polri.
"Pukul mundur Bonek Mania dari sini," teriak salah seorang Aremania kepada polisi.
Namun saat laga Arema FC versus Persebaya Surabaya memasuki menit akhir kedua suporter bertemu di kawasan sawah sekitar 100 meter dari stadion dan terjadi kericuhan antar dua massa supporter.
"Saya cukup khawatir apalagi rumah saya dekat dengan stadion. Mudah-mudahan aman semuanya," ujar Sugianto, seorang warga Kelurahan Bendo.
Advertisement