Sejumlah Diplomat Serap Strategi Pengembangan Wisata Banyuwangi
Pembangunan Banyuwangi berjalan cukup pesat. Begitu juga perkembangan sektor pariwisatanya. Hal ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk diplomat senior di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Para diplomat ini menyerap best practice pengembangan pariwisata Banyuwangi.
“Banyak hal positif yang bisa kami pelajari, salah satunya di sektor pariwisata. Alasan inilah yang menginspirasi kami untuk mengajak para diplomat senior mendengar langsung praktik baik dari Bupati Banyuwangi,” kata Direktur Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri, atau Sesparlu, June Kuncoro Hadiningrat.
June Kuncoro Hadiningrat menyampaikan hal ini pada seminar online yang diikuti para peserta Diklat Fungsional Sesparlu angkatan ke-65 yang digelar pada Kamis, 10 September 2020 lalu. Diplomat yang mengikuti kegiatan ini merupakan pejabat-pejabat terbaik yang telah bekerja di Kemenlu selama kurang lebih 15 tahun.
Menurutnya, para Diplomat ini perlu mendapat ilmu tentang pemasaran daerah. Ilmu ini sebagai bekal bagi mereka untuk memasarkan Indonesia ke negara tempatnya bertugas kelak. Para peserta diklat ini adalah mereka yang pernah bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) maupun Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) minimal pada tiga negara yang berbeda.
“Kami berharap, inspirasi dari Banyuwangi bisa menambah pengetahuan dan melengkapi pemahaman mereka untuk melakukan promosi, mendorong kerja sama negara dan pengembangan SDM untuk kepentingan Indonesia,” katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan, forum ini dimanfaatkan untuk mempromosikan Banyuwangi kepada diplomat yang bertugas ke luar negeri. Anas pun berterimakasih kepada Kementerian Luar Negeri yang telah berkenan mengundang Banyuwangi untuk mengikuti forum ini.
"Momen ini kami manfaatkan untuk mengakselerasi kemajuan tourism, trade, dan investement daerah, khususnya tourism,” ujarnya.
Anas mengatakan, Banyuwangi memiliki bentang alam yang luar biasa. Ada pantai, gunung dan pemandangan yang menarik. Tradisi seni-budayanya juga sangat kuat. Oleh karena itu, Anas meminta dukungan kepada Kemenlu melalui para diplomat untuk turut mempromosikan Banyuwangi.
Anas menambahkan, Banyuwangi terus berbenah melalui peningkatan infrastruktur dan amenitas. Selain menambah rute di Bandara Banyuwangi, hotel-hotel berbintang terus tumbuh di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
"Masyarakat harus menikmati kue pariwisata tersebut. Kami proteksi pasar. Tidak boleh investor membangun hotel di bawah bintang tiga. Sehingga rakyat dengan modal kecil, bisa turut mengembangkan homestay untuk wisatawan," ujarnya.
Di masa adaptasi baru, lanjut Anas, Banyuwangi menyusun skema protokol kesehatan dan menerapkannya secara ketat di sejumlah destinasi wisata. Banyuwangi melakukan sertifikasi protokol kesehatan Covid-19 untuk seluruh destinasi wisata, hotel, homestay, kafe, restoran hingga warung-warung rakyat.
Semua yang telah lulus uji protokol ketat yang dijalankan dan disupervisi para ahli dari Dinas Kesehatan, diberi sertifikat dan disajikan di aplikasi Banyuwangi Tourism. Sertifikasi serupa juga kami lakukan kepada para pemandu wisata.
"Hal ini untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bersama,” katanya.