Sejarah Puro Mangkunegaran Solo, Lokasi Tasyakuran Kaesang-Erina
Pasangan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan melangsungkan tasyakuran pernikahan di Puro Mangkunegaran Solo, Minggu 11 Desember 2022. Sebelumnya, pasangan ini juga sudah melakukan sesi prewedding di kawasan Mangkunegaran hingga melakukan ziarah makam para raja.
Bagi putra bungsu Jokowi, Puro Mangkunegaran Solo selamanya punya makna istimewa. Di akun Instagram terverifikasi @kaesangp, adik Gibran Rakabuming dan Kahiyang Ayu ini lantas berbagi informasi sejarah berdirinya Kadipaten yang jadi salah satu ikon sejarah Kota Bengawan.
“Puro Mangkunagaran adalah istana tempat kediaman Sampeyan Ingkang Jumeneng KGPAA Mangkunegara X. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1757 oleh Mangkunegara I alias Pangeran Sambernyawa yang dimana kami @persissolo memiliki julukan Laskar Sambernyawa,” tulisnya.
Kaesang Pangarep menjelaskan, semangat persatuan dan kebersamaan pasukan Pangeran Sambernyawa itu menginspirasi Persis Solo menggunakan julukan Laskar Sambernyawa.
Pria kelahiran 25 Desember 1994 ini juga menjelaskan soal dominasi warna yang ada di Puro Mangkunegaran. Warna kuning muda dan hijau cenderung nusaindah. Pada langit-langitnya membentang motif batik Kumudowati nan elok.
"Warna kuning dan hijau yang mendominasi pendopo adalah warna pari anom yang merupakan warna khas keluarga Mangkunegaran. Di bagian langit-langit pendopo terbentang Batik Kumudowati. Terdapat delapan kotak dimana bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dan arti yang berbeda.
Kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, orange mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat," demikian keterangannya.
Pembangunan Puro Mangkunegaran Solo sesuai Perjanjian Salatiga
Melansir dari laman Wikipedia, Puro Mangkunegaran Solo dibangun mengikuti model keraton. Puro ini dibangun setelah Perjanjian Salatiga ditandatangani kelompok Raden Mas Said, Pangeran Mangkubumi, Sunan Pakubuwana III, dan VOC pada 1957.
Raden Mas Said kemudian diangkat menjadi Pangeran Adipati bergelar Mangkunegara I. Ia juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. Situs resmi Puro Mangkunegara Solo mencatat, Raden Mas Said lantas dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada 1983.
Bintang Mahaputra
Pemerintah Republik Indonesia memberi penghargaan Bintang Mahaputra. Tak hanya berkontribusi di era kemerdekaan dan pelestarian budaya, Puro Mangkunegaran turut memajukan peradaban masyarakat Solo dan sekitarnya.
Pada 12 Maret 1901, KGPAA Mangkunegara VI bersama Sunan Pakubuwana X membangun perusahaan listrik swasta bernama Solosche Electriciteits Maatschappij (SEM) yang kemudian diteruskan KGPAA Mangkunegara VII (1916-1944).
Sebagai perusahaan kelistrikan di wilayah Vorstenlanden, SEM yang didukung Puro Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan membuat wajah Surakarta gemerlap kala malam. Pada November 1932, megapoyek pembangkit listrik tenaga air Kali Samin Tawangmangu dirampungkan dan diresmikan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara VII.