Perjalanan Panjang Dua Raksasa Semen di Indonesia
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. kemarin mengumumkan telah menandatangani Perjanjian PengikatanJual Beli Bersyarat (Conditional Sales & Purchase Agreement) untuk mengambilalih sejumlah 6.179.612.820 lembar saham (atau setara 80,6% kepemilikan saham) PT Holcim Indonesia Tbk. senilai USD 917 juta.
Transaksi akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (“SIIB”) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
Pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik, serta mampu memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia.
Saat ini di Indonesia terdapat 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang sekitar 107 juta ton per tahun, dimana 63% dari kapasitas (capacity share) tersebut dikuasai oleh pihak swasta dan pemain asing (global).
Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso, menyampaikan beberapa tujuan strategis atas aksi korporasi ini.
“Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham. Dalam situasi industri semen nasional yang semakin kompetitif, kombinasi antara Semen Indonesia dan Holcim Indonesia akan membuat foot print kami semakin besar dan kuat.”
Sementara, Jan Jenisch, CEO of LafargeHolcim dalam keterangan di laman resmi lafargeholcim, menyebut keputusan untuk melakukan divestasi saham Holcim Indonesia, merupakan bagian dari upaya untuk meninjau ulang semua portofolio.
Jan menambahkan, "Ini merupakan bagian dari Strategi 2022 yaitu membangun untuk pertumbuhan. Kami telah berkomitmen untuk melakukan divestasi setidaknya CHF 2 miliar.
Bagaimana perjalanan dua raksasa pabrik semen di Indonesia ini? (amr)