Sejarah Memberi Pelajaran
Petirtaan Sumber Beji di Kabupaten Jombang menunjukkan adanya sistem pengelolaan air yang sangat bagus. Petirtaan ini berbeda dengan petirtaan yang sudah ada sebelumnya seperti petirtaan Jolotundo, Sumber Tetek dan Candi Tikus serta Kolam Segaran.
Jika di keempat tempat ini air langsung masuk ke kolam, maka di petirtaan Sumber Beji, air yang masuk ke dalam kolam terlebih dahulu dikelola melalui lubang-lubang yang tertanam di badan struktur petirtaan. Jadi, air dari sumber tidak langsung masuk ke dalam kolam, melainkan di-treatmen, dikelola melalui lubang-lubang yang diduga berfungsi sebagai saringan.
Menurut Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, petirtaan Sumber Beji menunjukkan adanya pola manajemen air sehingga air yang masuk ke dalam kolam diyakini relatif bersih dan bahkan suci. Apalagi air yang keluar dari sumber sudah terlihat bersih dan bening. Dengan melalui lobang lobang penyaringan, air yang masuk ke dalam kolam menjadi semakin berkualitas.
Sejarah yang tertampilkan di petirtaan Sumber Beji ini menunjukkan bahwa nenek moyang telah memperlakukan air dengan begitu bijak. Ini berarti bahwa sejarah telah mengajarkan kepada kita bagaimana mengelola air dengan baik. Demikian, tambah Hilmar Farid setelah mengamati dari dekat bagaimana air dari sumber di-treatment melalui lubang lubamg sebelum masuk ke dalam kolam.
Generasi sekarang harus bisa belajar dari sejarah. Karenanya sejarah harus diperhatikan agar kita tidak salah dalam proses pembangunan. Kerusakan-kerusakan, termasuk menurunnya kualitas air karena manusia sekarang relatif abai terhadap sejarah. Padahal sejarah telah memberikan pelajaran berharga buat manusia.
Advertisement