Asal Usul May Day, Hari Buruh Internasional
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional alias May Day. Di Indonesia, sejarah May Day dimulai dari era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang memberikan hari libur untuk buruh pada 1 Mei.
Di tengah pandemi, hari buruh yang sering diperingati dalam bentuk aksi buruh, kini banyak berganti dengan pembagian sembako untuk buruh korban PHK akibat covid-19.
Sejarah May Day dengan hak-hak buruh berawal dari Amerika Serikat. Di abad 19, di era Revolusi Industri, ribuan buruh baik laki-laki, perempuan, dan anak tersiksa akibat kondisi kerja yang tak layak dan panjangnya jam kerja dalam sehari.
Untuk mengakhiri kondisi itu, Federasi Serikat Buruh dan Organisasi Perdagangan (AFL) mengadakan konvensi di Chicago tahun 1884 dan mendeklarasikan aturan jam kerja selama 8 jam sehari berlaku sejak 1 Mei 1886.
Pada hari itu, sebanyak 300 ribu buruh di Chicago melakukan walk out untuk menunut hak tersebut. Aksi diikuti ribuan buruh di negara bagian lain.
Dialihbahasakan dari history.com, aksi yang awalnya damai pecah menjadi kekerasan pada 3 Mei ketika Polisi Chicago bentrok dengan buruh dari McCormick Reaper.
Hal itu memicu demo besar-besaran memprotes pembunuhan dan buruh yang terluka pada keesokan harinya, di Haymarket Square.
Peristiwa ini diikuti serangkaian kekerasan serta pengadilan akibat buruh dan polisi yang meninggal di kerusuhan itu. Delapan buruh divonis bersalah dan dilabel sebagai anarkis oleh pengadilan. Beberapa di antaranya dihukum mati.
Beberapa tahun kemudian, koalisi sosialis partai buruh di Eropa, menyerukan demontsrasi untuk mengingat martir yang meninggal pada peristwa Haymarket. Tahun 1890, ratusan ribu buruh menggelar protes May Day di London.