Sejarah Manajemen Penjaga dan Perawat Ka'bah
Lebih dari 150 orang teknisi mengganti Kiswa, kain penutup Ka'bah berwarna hitam, dengan yang baru pada hari Rabu 29 Juli lalu.
Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faisal, atas nama Raja Salman, pekan lalu menyerahkan Kiswa Ka'bah yang baru itu kepada pengurus senior Ka'bah, Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Shaibi.
Kain ini diproduksi di Kompleks Raja Abdul Aziz di lingkungan Umm Al-Joud di Mekah. Itu terbuat dari sutra alami khusus yang dicelup dalam warna hitam. Tinggi kain 14 m. Pada sepertiga atasnya adalah sabuk yang terdiri dari 16 keping persegi yang dikelilingi oleh kuadrat motif Islam. Sabuk ini lebar 95 cm dan panjangnya 47 m.
Kiswa terdiri dari empat bagian, masing-masing menutupi salah satu wajah Ka'bah yang mulia dan kelima tirai ditempatkan di pintunya. Pembuatan gorden adalah proses multi-tahap, karena kain digabungkan dari empat sisi Kiswa. Potongan sabuk dan tirai kemudian ditambahkan untuk dipasang di atas Ka'bah.
Lebih dari 110 orang khusus menjaga Ka'bah. Ini adalah bagian dari sejarah panjang, tradisi berabad-abad yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Salah satu pengurus Ka'bah, Bani Shaiba, mendapat kehormatan memegang kunci Ka'bah selama 16 abad.
Sebelum Islam, keturunan Qusai bin Kilab bin Murrah merawat Ka'bah, yang keturunannya Bani Shaiba adalah pengasuh saat ini. Mereka adalah orang-orang yang menerima dari Nabi kunci Ka'bah setelah penaklukan Mekah.
Merawat Ka'bah adalah profesi lama, yang tugasnya membuka, menutup, membersihkan, mencuci, membungkus, dan memperbaiki kain penutupnya jika rusak.
Mencuci Ka'bah dilakukan dengan Zamzam dan air mawar. Keempat dindingnya diseka dan dicuci dengan air wangi, tentu dipanjatkan doa terlebih dahulu sebelum dilakukan pencucian.
"Kakek kami, Qusai bin Kilab, yang juga kakek Nabi, bertanggung jawab atas pemeliharaan Ka'bah, yang menyerahkannya kepada putra sulungnya, Abd Al-Dar, yang pada gilirannya menyerahkannya kepada anak-anaknya," kata Anas Al-Shaibi, salah satu pengasuh Masjid al-Haram, mengatakan kepada Arab News.
Dia menambahkan, sejak awal waktu pemeliharaan Ka'bah adalah berkat yang diberikan Tuhan sampai hari terakhir. Kunci-kunci Ka'bah disimpan di rumah pengasuh senior.
“Perintah-perintah para ayah kepada anak-anak mereka adalah rasa takut akan Tuhan, selain menjaga prinsip-prinsip besar Islam; kejujuran, kerendahan hati dan menyimpan kunci dalam tas khusus yang terbuat dari sutra hijau dan emas, " tambah Al-Shaibi.
Nizar Al-Shaibi mengatakan pekerjaan ini membutuhkan pimpinan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Ka'bah. Ia harus jujur dan memiliki moral yang baik.
Al-Shaibi mengatakan karakter kunci Ka'bah tidak berubah sejak dahulu. Dia mengatakan pernah juga mengalami kegagalan untuk membuka Ka'bah, kemudian kuncinya diperbaiki atau diganti.
Kunci tersebut memiliki penampilan yang unik dan tidak menyerupai kunci normal. Al-Shaibi mengatakan itu harus berbeda dan mengandung karakter khusus yang unik untuk Ka'bah. Ini juga dirancang dengan cara artistik yang unik, sehingga tidak ada seorang pun selain penjaga yang tahu cara menggunakannya.
Soal penutup Ka'bah atau Kiswa, Al-Shaibi mengatakan bahwa Raja Yaman Tubba adalah yang pertama kali membuat dan menutupkannya pada Ka'bah.
Mengenai Raja Tubba ini ada ceritanya. Suatu hari, Raja Tubba datang ke Mekah. Dia tidak tahu tentang suku Quraish. Ketika dia bertanya tentang mereka, dia diberitahu tentang Ka'bah. Ternyata, secara diam-diam dia kemudian dia datang berkuda dengan pasukannya dengan maksud untuk merobohkan Ka'bah.
Al-Shaibi bercerita, saat pasukan raja sedang bersiap-siap, tiba-tiba Raja Tubba menderita penyakit parah. Mereka mencoba mengobatinya tanpa hasil. Seorang laki-laki memberi tahu dia bahwa karena sang raja mempunyai niat buruk hendak menghancurkan Ka'bah, maka Dia menderita sakit parah. Raja Tubba kemudian memutuskan untuk mundur dari rencananya. Secara ajaib dia pulih dari sakitnya.
Raja Tubba kemudian mengirimkan hadiah yang tak terhitung jumlahnya kepada orang-orang Mekah, termasuk kain hitam, yang akhirnya menjadi Kiswa pertama untuk menutupi Ka'bah. Pendiri kerajaan Arab Saudi, Raja Abdul Aziz, saat masih hidup mendirikan pabrik Kiswa, di mana kain dikirim ke penjaga senior setiap tahun.
Apakah tradisi keluarga penjaga Ka'bah inipernah berselisih, Al-Shaibi menjawab, bahwa kepala keluarga adalah orang yang bertanggung jawab atas tugas tersebut. Dia menambahkan bahwa keluarganya kompak dan bahwa setiap perbedaan diselesaikan secara internal.
Tuhan memilih keluarga ini untuk menjadi penjaga Masjid Agung 16 abad yang lalu dan tugasnya ini berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Jumlah pengasuh Ka'bah yang menerima kehormatan merawat Ka'bah adalah 110. Tugas-tugas yang diemban keluarga Bani Shaiba ini selama beberapa generasi hingga saat ini, antara lain membuka dan menutup pintu Ka'bah, mengawasi kain penutupnya, memperbaiki apa yang perlu diperbaiki, dibangun atau dirakit, menyalakan dupa, selain untuk mencuci, membersihkan dan menjaga tempat suci Ibrahim.
Sekarang tugas juru kunci dibatasi untuk membuka dan menutup Ka'bah. Al-Shaibi juga dihubungi jika Kabah harus dibuka untuk kunjungan tamu Kerajaan. (nis, ArabNews)
Advertisement