Sejarah Kelam G30S PKI
Gerakan 30 September (G30S) dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) atau dikenal dengan sebutan G30S PKI. Peristiwa ini terjadi tepat pada hari ini, tanggal 30 September atau 56 tahun silam.
Peristiwa kelam ini juga masih begitu melekat di ingatan masyarakat Indonesia, meski telah lama berlalu. Gerakan pemberontakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sementara itu, beberapa lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.
Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, dan Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono. Ada juga Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Selain enam jenderal yang gugur, ada pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean, dan Pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun. Salah satu jenderal yang berhasil selamat dari serangan adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak dapat diselamatkan.
Kala itu, PKI yang merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia ini yang berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan NU. Sejarah berdirinya PKI tak lepas dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), partai kecil berhaluan kiri yang didirikan oleh tokoh Sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau dikenal dengan Henk Sneevliet.
Latar Belakang G30S PKI
G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Desas-desus Kesehatan Presiden Soekarno juga turut menjadi latar belakang pemberontakan G30S PKI.
Kronologi G30S PKI
Tindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-komunis. Hal tersebut juga mempertinggi persaingan antara elite politik nasional.
Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari ini diubah menjadi G30S PKI. Mereka menculik dan membunuh para petinggi Angkatan Darat.
Tujuan G30S PKI
G30S PKI bertujuan menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti ideologi negara Indonesia menjadi komunisme. PKI sendiri disebut memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet.
Dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Pratowo, tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:
Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.
Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.