Sejarah Hari Waisak dan Ragam Perayaannya
Umat Budha merayakan Hari Suci Waisak pada hari ini, Rabu 26 Mei 2021. Sejarah hari Waisak dan tanggal peringatannya ini telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Dilansir dari berbagai sumber, sejarah hari Waisak bermula karena peristiwa penting. Waisak dirayakan setiap Mei, tepatnya pada waktu terang bulan atau dengan istilah lain yaitu Purnama Sidhi untuk memperingati Trisuci Waisak yakni tiga peristiwa penting, yakni kelahiran, penerangan agung, dan kematian Buddha Gautama.
1. Lahirnya Pangeran Siddharta
Pangeran Siddharta merupakan seorang putra dari pasangan Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya yang lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum Masehi. Kelahiran Pangeran Siddharta ini untuk menjadi seorang Bodhisattva, yaitu calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.
2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung
Pangeran Siddharta pernah pergi meninggalkan istana di usia 29 tahun untuk mencari kebebasan dari umur tua, sakit dan mati. Tepatnya saat Purnama Sidhi bulan Waisak yang jatuh pada 588 sebelum Masehi, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung serta mendapat gelar sebagai Budha.
3. Pencapaian Parinibbana
Sang Budha wafat atau mencapai parinibbana di Kusinara pada 543 sebelum Masehi, atau usia 80 tahun. Para pengikutnya pun melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Sang Budha.
Tiga peristiwa yang melandasi sejarah Hari Waisak ini diputuskan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists atau WFB) di Sri Lanka pada 1950.
WFB mengesahkan perayaan Waisak pada purnama pertama di Mei dan terus diperingati setiap tahunnya di bulan sama, namun berbeda tanggal menyesuaikan kalender lunar kuno Vesakha.
Nama Waisak sendiri berasal dari salah satu bulan penanggalan India kuno yang juga disebut Vesakha, Vesak, atau Wesak.
Perayaan Waisak
Cara umat Budha di berbagai belahan dunia dalam merayakan Waisak bergantung tradisinya masing-masing.
Indonesia
Perayaan Waisak di Indonesia umumnya diselenggarakan di kompleks Candi Borobudur. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa rangkaiannya pokok Waisak yang meliputi:
a. Pengambilan air berkat di kawasan mata air Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah.
b. Menyalakan obor yang menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.
c. Melaksanakan ritual Pindapatta dengan memberi dana makanan kepada para biksu untuk melakukan kebajikan.
d. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
e. Selain kegiatan pokok, perayaan Waisak juga umumnya dimeriahkan pawai serta acara kesenian lainnya. Perayaan Waisak di Borobudur selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Nepal
Perayaan Waisak dikenal dengan sebutan Buddha Jayanti. Umat Budha dari berbagai penjuru dunia mengunjungi Lumbini tempat kelahiran Budha untuk sembahyang di kuil.
Thailand
Hari Waisak atau Visakha Bucha di Thailand biasanya digelar di King's Grand Palace, Bangkok dengan menyalakan ribuan lilin di sekitar patung Buddha.
Korea Selatan
Perayaan Waisak di Korea Selatan akan dimulai seminggu sebelum hari-H. Umat Budha Korea Selatan mendekorasi candi dan kuil dengan lentera warna-warni. Ketika beribadah di kuil, umat Budha Korea Selatan juga melakukan tradisi menulis harapan dan menggantungkannya di lentera.