Sejarah Hari Kereta Api
Hari Kereta Api Nasional diperingati setiap tanggal 28 September, atau bertepatan dengan hari ini, Rabu. Mengutip heritage.kai.id, pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang, yang puncaknya di Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945, pasca Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan yakni PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006), PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (2008), PT Kereta Api Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik (2009), PT Kereta Api Properti Manajemen (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
Berikut ini info grafis sejarah Hari Kereta Api
Pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya di Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945.
Momen tersebut sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).
Belanda kembali ke Indonesia pada 1946, membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda.
Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.
DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), pada 25 Mei 1950.
Pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 1998.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).