Sejarah Hari Buruh, Sempat Dilarang karena Disebut Komunis
Dunia memperingati Hari Buruh, pada 1 Mei, hari ini. Hari yang menandai pentingnya peran buruh bagi peradaban dunia. Sejarah mencatat, Hari Buruh pertama kali diperingati pada tahun 1889.
Hari Buruh di Dunia
Dilansir dari Britannica, federasi internasional dari kelompok sosialis merancang 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para buruh.
Latar belakangnya adalah kerusuhan di Haymarket, Chicago, Amerika Serikat, tahun 1886. Buruh memprotes jam kerja yang cukup panjang, serta tak adanya perlindungan bagi mereka, dilansir dari Britannica.
Hari Buruh disahkan oleh sejumlah parlemen di AS, di tahun 1989 dan ditetapkan sebagai hari libur bersama di sejumlah negara bagian. Kondisi serupa kemudian diikuti oleh Kanada.
Di Uni Soviet, para pemimpin melihat Hari Buruh sebagai momen bersatu untuk melawan ideologi kapitalis yang dihembuskan AS, terutama saat Perang Dingin.
Di Jerman, Hari Buruh menjadi hari libur nasional pada tahun 1933, setelah munculnya Partai Nazi. Namun sayangnya, Jerman justru memberangus serikat pekerja, sehari setelah menetapkan Hari Buruh sebagai hari libur nasional.
Pasca Perang Dingin, Hari Buruh terus diperingati banyak negara di dunia, pada 1 Mei.
Hari Buruh di Indonesia
Hari Buruh mulai diperingati di Indonesia pada 1920, ketika Indonesia di bawah jajahan Belanda, dilansir dari CNBC Indonesia.
Kondisi kerja yang tidak sangat manusiawi, upah rendah, dan tidak adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, membuat buruh yang tergabung dalam serikat pekerja, bersatu dan memperjuangkan hak mereka.
Ketika Indonesia merdeka, Rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto sempat melarang peringatan hari buruh, yang dinilai dekat dengan ideologi komunis. Dunia yang terlibat Perang Dingin menjadi latar belakang sikap Indonesia saat itu.
Namun setelah reformasi, Presiden BJ Habibi kembali memperingati Hari Buruh dengan meratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat.
Tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Hari Buruh pada 1 Mei, sebagai hari libur nasional dan berlangsung hingga saat ini.
Hari Buruh 2023
Sementara, induk organisasi buruh dunia, ILO menetapkan tema Hari Buruh tahun ini sebagai Hari Buruh dan Solidaritas.
Dilansir dari laman ILO, Direktur Kantor ILO untuk Turki, Numan Ozcan menyebut, buruh di tahun ini mendapat tantangan yang berat, berupa kondisi ekonomi yang tak stabil pasca pandemi.
ILO mendorong pemahaman dunia atas pentingnya nilai buruh serta kehidupan buruh, laki-laki dan juga perempuan.
ILO juga mendorong kolaborasi antara pemerintah, dan sektor sosial secara global, untuk mengatasi dampak pandemi pada buruh.
Organisasi di bawah PBB itu juga mendorong adanya dialog yang kuat antara pemerintah dan buruh di tingkat domestik, antara negara dan juga sistem internasional, untuk mendorong adanya solusi yang efektif.