Sejarah Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo
Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo, Jawa Timur digelar, Sabtu 14 Desember 2024. Hajatan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur ini diikuti sebanyak 4.340-an peserta.
Dikutip dari akun resmi Instagram @Jatimpemprov, Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955. Gerak jalan ini bukan sekadar kegiatan biasa, tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang kemerdekaan yang pernah berjalan kaki dari Mojokerto ke Surabaya selama masa perjuangan melawan penjajah.
Jalur Mojokerto sampai Surabaya sendiri memiliki nilai historis karena menjadi rute strategis pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Diinisiasi oleh pemerintah daerah Jawa Timur, gerak jalan ini bertujuan untuk menanamkan semangat perjuangan dan persatuan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang memperingati Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November. Khusus tahun ini, penyelenggara gerak jalan mundur dari jadwal, karena gelaran kampanye sampai Pilkada serentak, Rabu 27 November 2024.
Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo menempuh jarak sekitar 53 kilometer (km), dimulai dari Alun-Alun Mojokerto sebagai titik awal, dan berakhir di Tugu Pahlawan Surabaya.
Peserta melewati beberapa titik penting seperti Krian, Sepanjang, dan Waru, yang juga merupakan kawasan bersejarah dalam perjalanan perjuangan bangsa. Gerak jalan ini bukan sekadar acara olahraga, tetapi juga sebuah warisan budaya yang terus hidup dalam masyarakat Jawa Timur.
Satlantas Polres Mojokerto merilis sejumlah ruas jalan yang akan dilakukan penutupan. Yakni, Simpang Lima Kenanten di Kecamatan Puri, Simpang Tiga Sambiroto, Simpang Empat Depan DPRD dan Simpang Tiga Jampirogo di di Kecamatan Sooko, Simpang Tiga Kecamatan Bangsal, Simpang Tiga Klenteng di Kecamatan Mojosari.