Sejarah dan Makna di Balik Perayaan Imlek
Imlek adalah tahun baru dalam sistem penanggalan China yang kerap diperingati dengan tradisi yang unik. Perayaan Imlek 2022 akan dirayakan pada Selasa, 1 Februari 2022 besok. Berbeda dengan kalender Masehi, perhitungan kalender lunar atau Imlek didasarkan pada siklus bulan. Sebab itulah, ketetapan tanggal Imlek sedikit berbeda dari tahun ke tahun.
Tahun ini, perayaan Imlek masih di tengah pandemi. Apalagi varian baru omicron sebarannya makin meluas di Tanah air. Meski demikian, suka cita Imlek tetap dirasakan oleh masyarakat Tionghoa.
Perayaan Imlek di Indonesia umumnya dilakukan dengan mendekor rumah dengan nuansa merah. Perayaan ini juga dapat diramaikan dengan berkumpul bersama keluarga, menyediakan kudapan khas, berbagi angpau, hingga pertunjukkan barongsai.
Sejarah Imlek
Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalender Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang. Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan, tahun Tionghoa berawal pada bulan 10 pada 221 SM.
Pada 104 SM, Kaisar Wu Yong Ming yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang. Tujuannya agar perayaan tahun baru bisa sesuai dengan masyarakat Tiongkok yang pada umumnya adalah masyarakat agraris. Pada masa Dinasti Zhou, perayaan tahun baru dilaksanakan pada saat winter solistice atau dongzhi.
Huang Di merupakan patokan perhitungan penanggalan Huang Di, dan diperkirakan tahun 2711 SM adalah tahun kelahiran Huang Di, jadi tahun 2008 M adalah tahun 4719 HE. Sedangkan, Song Jiaoren (1882-1913) memperkirakan tahun 2697 SM adalah tahun kelahiran Huang Di, dan akhirnya banyak orang sepakat untuk menerima tahun 2697 SM sebagai awal penanggalan Huang Di.
Dari angka inilah sekarang tahun baru Imlek bisa disebut tahun baru Imlek 4708 HE. Selain masyarakat luas, penganut Taoisme juga menyebutkan bahwa penanggalan Huang Di adalah tahun yang mereka gunakan dan menyebutnya Daoli atau kalender Tao.
Huang Di atau Kaisar Kuning dalam sejarah Tiongkok dianggap sebagai bapak bangsa etnis Han atau orang Tionghoa pada umumnya. Dan para Taois menggunakan penanggalan Huang Di, karena dalam kepercayaan Taoisme kaisar Kuning ini adalah pembuka ajaran agama Tao.
Alasan inilah yang membuat timbulnya penanggalan Huang Di Era dan penanggalan Dao. Keduanya sama, hanya saja istilah penanggalan Dao Era atau Daoli digunakan oleh para Taois.
Mitos Perayaan Imlek
Menurut legenda, dahulu ada seekor raksasa bernama Nián yang memakan manusia dari pegunungan , yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri, penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun, dengan melakukan hal itu, maka Nian akan memakan makanan yang telah disiapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil panen.
Selain itu, mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan tahun baru. Guò nián, yang berarti "menyambut tahun baru", secara harfiah berarti "mengusir Nian".
Tradisi Perayaan Imlek
1. Serba warna merah
Hal pertama yang identik dengan tradisi Imlek di Indonesia adalah penggunaan warna yang serba merah, yang sebagai pembawa keberuntungan atau pembawa hoki bagi masyarakat Tionghoa. Selain itu, warna merah juga melambangkan kekuatan dan kesejahteraan.
Makanya, jangan heran jika dalam perayaan Imlek, orang akan melihat warna merah bertebaran, baik itu dalam dekorasi rumah, hidangan atau kue yang disajikan, hingga pakaian yang dikenakan.
2. Membersihkan rumah
Membersihkan rumah sebelum Imlek, dipercaya masyarakat Tionghoa akan membuang segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan. Makanya kegiatan bersih-bersih ini biasa dilakukan satu hari menjelang Imlek.
Bukan hanya itu saja, setelah membersihkan rumah, ada pula hari tertentu yang justru dilarang untuk menjadi pantangan. Pada tiga hari pertama perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa tidak boleh menyapu rumah, karena dianggap akan menyapu keberuntungan yang masuk.
3. Angpao
Salah satu tradisi Imlek di Indonesia yang paling ditunggu, khususnya oleh anak-anak dan para remaja adalah menerima angpao dari orang yang lebih tua. Angpao ini sebagai simbol pemberian rezeki kepada anak-anak dan orang tua.
Angpao hanya boleh diberikan oleh orang-orang yang sudah menikah kepada orang-orang yang belum menikah saja. Jadi selama masih belum menikah, seseorang masih bisa menerima angpao.
4. Kue keranjang
Salah satu kue yang identik dengan tradisi Imlek di Indonesia adalah kue keranjang. Kue dengan bentuk bulat ini banyak di jual di supermarket, pasar, dan mal menjelang Tahun Baru Tionghoa. Dengan cita rasa yang manis, kenikmatan kue ini sudah pasti tidak diragukan.
Memakan kue keranjang di negara asalnya, Tiongkok, dianggap sebagai simbol rezeki yang lebih baik di tahun baru.
5. Mengharapkan turun hujan
Selain warna merah, tahun baru Imlek juga identik dengan hujan. Masyarakat Tionghoa seringnya mengharapkan turun hujan saat tahun baru Imlek, karena dianggap sebagai pembawa rezeki dan juga berkah, sama halnya dengan tradisi Imlek di Indonesia.
6. Kumpul keluarga
Layaknya seperti perayaan-perayaan lainnya, saat Imlek, juga penting untuk bisa kumpul-kumpul keluarga. Mulai dari makan bersama di malam Imlek, dilanjutkan dengan sembahyang di klenteng masih menjadi tradisi hingga kini.
7. Menyalakan kembang api dan petasan
Sama seperti perayaan tahun baru pada umumnya, menyalakan petasan atau kembang api juga menjadi salah satu tradisi Imlek yang selalu ada, biasanya petasan untuk tahun baru Imlek dibuat dari gulungan kertas merah yang kemudian diberi bubuk mesiu. Suara petasan yang keras dipercaya dapat menakut-nakuti roh jahat dan juga binatang jahat bernama Nian.
Selain itu suara petasan juga digunakan untuk menarik perhatian Guan Yu, seorang jenderal China yang sangat dihormati dan disembah sebagai dewa Tao. Namun demi keamanan, tradisi Imlek di Indonesia ini sempat dilarang pemerintah. Sebagai gantinya, biasanya perayaan Imlek akan disambut dengan pesta kembang api super meriah untuk menyemarakkan suasana Imlek.
8. Pertunjukan barongsai
Pertunjukan barongsai menjadi salah satu bagian dari tradisi Imlek yang paling populer, bahkan untuk khalayak umum sekalipun. Pertunjukan ini biasanya dilakukan oleh dua orang akrobat yang mengenakan kostum naga, satu orang akan mengisi bagian kepala dan satu lagi tubuh singa bagian belakang.
9. Membuat suara bising
Tidak hanya sekadar atraksi, pertunjukan barongsai bertujuan untuk menimbulkan suara bising, untuk mengusir monster atau Nian yang menyerang kampung penduduk, sehingga warga kemudian menyamar menjadi singa untuk menakuti monster. Dari sinilah pertunjukan barongsai tetap dilakukan sebagai simbol untuk mengusir pertanda buruk ketika menjelang perayaan Imlek.
10. Makanan khas imlek
Makanan khas Imlek yang tidak boleh terlewatkan selain kue keranjang dan jeruk yang menjadi makanan wajib, masyarakat Tionghoa juga akan menyajikan minimal 12 jenis makanan, yang melambangkan 12 macam shio dalam kepercayaan Tionghoa.
Selain melambangkan shio, masing-masing makanan tersebut juga memiliki makna tersendiri. Misalnya, ayam utuh yang melambangkan kemakmuran keluarga dan mie panjang yang melambangkan panjang umur, tak hanya itu, ada juga kue lapis legit yang dimaksudkan sebagai rezeki yang berlapis-lapis.
11. Tidak boleh membalik ikan
Dalam tradisi Imlek kita dilarang mengambil daging ikan pada bagian bawah, selain itu juga diharuskan menyisakan ikan yang disantap untuk dinikmati keesokan harinya, karena masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari keborosan untuk tahun yang akan datang.
12. Tradisi Yu Sheng
Tradisi Yu Sheng sendiri adalah tradisi yang dilakukan untuk menyambut tahun baru Imlek yang berhubungan dengan hidangan khusus di pergantian tahun. Sesuai tradisi, menu ini wajib dihadirkan dan disantap dengan iringan doa syukur atas rezeki yang telah diberikan.
Doa pengiring Yu Sheng bertujuan agar keluarga yang menyantap Yu Sheng mendapat rezeki yang lebih baik di tahun yang baru. Dalam tradisi ini makanan akan disajikan dalam satu piring Yu Sheng. Di piring tersebut ada beberapa makanan dingin seperti irisan ikan salmon, wortel, dan salad lain, lalu diberikan saus wijen, buah plum, dan sebagainya. Makanan ini lalu akan diaduk bersama, mengangkatnya dengan sumpit setinggi-tingginya sambil mengucapkan "Lao Qi" atau "Lao Hei", baru dimakan.
13. Membaca ramalan shio
Shio adalah ramalan kepercayaan orang Tionghoa setiap tahunnya, yang disesuaikan dengan shio tiap tahunnya, jadi Shio juga digunakan untuk mengetahui keuangan serta kesuksesan di tahun baru menurut kepercayaan orang-orang Tionghoa.
14. Gantungan dewa-dewi di pintu
Seperti yang diketahui, ketika perayaan akan ada aksesoris khas Imlek di dinding ataupun pintu rumah. Salah satunya dikenal sebagai mén shén dan berasal dari Dinasti Tang. Ini adalah aksesori untuk menjaga pintu atau dikenal sebagai 'dewa pintu'. Tujuannya untuk menangkal roh jahat dalam melindungi anggota keluarga.
15. Ibadah di Kuil
Ibadah di kuil menjadi tradisi Imlek yang menjadi kewajiban setiap tahunnya. Biasanya, akan dilakukan di hari ketiga saat tahun baru China. Selain untuk beribadah, di kuil juga akan ditemui aneka tarian budaya. Seperti barongsai ataupun tarian naga lain yang dibawa cukup meriah.
Rangkaian Perayaan Imlek
Imlek dirayakan selama 15 hari yang terhitung sejak bulan purnama, berikut rangkaian perayaan imlek sebelum dan sesudahnya.
1. Festival musim semi
Festival ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, yang didasarkan pada kalender Cina. Terhitung selama 15 hari, yaitu hari pertama pergantian tahun hingga hari ke-15 perayaan Imlek, ada beberapa upacara yang dilaksanakan.
Upacara yang dilakukan berisi tentang doa kepada para dewa untuk musim tanam dan panen yang baik, kemenangan melawan roh jahat, dan mengantarkan keberuntungan
2. Tahun kecil
Perayaan ini juga disebut xiaonian yang dilaksanakan seminggu sebelum tahun baru atau berlangsung pada 24-31 Januari. Selama rentang waktu tersebut konon menjadi waktu yang tepat untuk mempersiapkan Tahun Baru dengan berdoa dan membersihkan rumah, yang dipercaya untuk membuang semua kesialan yang menumpuk selama setahun terakhir.
3. Malam tahun baru
Malam tahun baru biasanya dimulai dengan makan malam, reuni, atau pesta dengan keluarga besar. Pada malam ini pula dilakukan tradisi pemberian angpao, amplop berwarna merah berisi uang.
4. Tahun baru Imlek
Inilah saat yang ditunggu, yaitu perayaan Tahun Baru Imlek. Biasanya, orang-orang yang merayakan Imlek dengan agama Konghucu atau Buddha akan pergi beribadah, lalu pulangnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat dan menyantap makanan khas Imlek.
5. Festival lentera (Cap Go Meh)
Festival Lentera atau yang lebih dikenal dengan Cap Go Meh, dimulai pada hari ke-12 dan puncaknya pada hari-ke-15. Biasanya, kegiatan ini diisi dengan berkumpul kembali dengan keluarga untuk melihat bulan, menyalakan lentera, menyalakan kembang api, dan menonton barongsai.
Advertisement