Sejarah Anarko Diduga Kelompok Biang Rusuh Demo Omnibus Law
Kelompok anarko diduga sebagai biang rusuh dalam unjuk rasa menolak Omnibus Law atau Undang-undang Cipta Kerja. Anarko kerap dikaitkan dengan kekerasan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan polisi menangkap mereka karena ada indikasi akan berbuat anarkis.
Pada Jumat pekan lalu, ada 1.192 orang ditangkap. Mereka hendak berunjuk rasa di sekitar Istana Negara dan DPR. "Dari pengalaman sebelumnya memang ada demo dan berakhir kerusuhan, ada indikasi itu ditunggangi oleh orang-orang yang memang anarko,” kata Yusri.
Kata anarkisme berasal dari bahasa Yunani "anarchos" atau "anarchein" yang artinya "tanpa penguasa" atau "tanpa pemerintahan". Anarkisme pada dasarnya adalah teori politik yang berasumsi bahwa semua bentuk pemerintahan bukan sesuatu yang diinginkan dan diperlukan manusia. Lebih dari itu, manusia membutuhkan sebuah kelompok yang didasarkan pada kerja sama bersifat sukarela, baik antarindividu atau kelompok.
Dengan kata lain, gagasan tersebut menginginkan masyarakat yang bebas untuk berkumpul dan dengan tanpa adanya hierarki. Anarkisme melawan semua bentuk kontrol hierarkis. Sebab itu, anarkis bukan berpegang teguh pada "without order" tetapi lebih kepada "without leader".
Anarkisme memiliki banyak varian. Ada anarko-komunisme, anarko-sindikalisme, anarko-feminisme, anarkisme individualisme, anarkisme hijau, anarko-primitifisme dan lainnya.
Advertisement