Sehari, Dua Warga Lamongan Tewas Tenggelam
Nasib malang menimpa Aldiansyah, 8 tahun, warga Dusun Sempur, Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Lamongan. Bocah yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar itu tewas tenggelam di waduk tidak jauh dari rumahnya.
Sebelumnya, korban bersama teman sebayanya, Ajeng, 8 tahun, bermain di sekitar dam atau plengsengan waduk dusun setempat. Entah saat sedang berjalan atau sedang melakukan sesuatu, tiba-tiba korban terpeleset dan tercebur ke dalam waduk.
"Karena korban tidak bisa berenang, sehingga korban langsung tenggelam, kata Kapolsek Sambeng Iptu Suroto melalui Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro, Minggu, 20 Nopember 2022.
Mengetahui korban tenggelam, Ajeng spontan berteriak minta tolong. Kebetulan Kepala Dusun Sempur, Yeri, yang tidak jauh dari lokasi kejadian langsung melakukan pencarian. Korban berhasil ditemukan, tetapi kondisinya lemas.
"Saat pencarian butuh waktu sekitar dua puluh menit. Sehingga badan korban lemas. Secepatnya korban dilarikan ke RSUD Ngimbang dan oleh dokter sudah dinyatakan meninggal dunia," kata Ipda Anton.
Kondisi mayat korban membiru. Tetapi, hasil visum dokter pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Keluarga korban juga menolak dan tidak bersedia di lakukan autopsi dengan menandatangani surat keterangan penolakan tersebut.
Pada hari yang sama, Madelan, 71 tahun, warga Dusun Putatrejo RT 01/ RW 03, Desa Putatbangah, Kecamatan Karangbinangun ditemukan tewas di sebuah aliran sungai di dusun setempat.
Keberadaan korban berawal saat anggota keluarganya curiga karena waktu sudah menjelang dzuhur korban tidak juga pulang. Padahal, kebiasaan korban menjadi imam di musala dusun setempat.
Sehingga, keluarga korban bersama warga lain mencarinya. Ternyata, korban ditemukan tergeletak di sungai kecil, persisnya di sebelah batangan jembatan dari bambu dalam posisi tidak bernyawa.
Kejadian ini kemudian dilaporkan ke polsek, yang ditindaklanjuti bersama tenaga medis Puskesmas Karangbinangun untuk mengevakuasi mayat dan langsung dibawa pulang ke rumah.
Atas kejadian tersebut pihak keluarga menerima kematian korban sebagai suatu musibah. Keluarganya juga membuat surat pernyataan yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan atau autopsi.
"Pada tubuh korban juga tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan keluarganya menerima kejadian tersebut dengan ikhlas. Informasinya korban memiliki penyakit darah tinggi," kata Ipda Anton Krisbiantoro.
Advertisement