Segarnya Soto Bening Mbak Tun Khas Lamongan, Cekernya Empuk
Hanya berjualan dengan gerobak kecil berukuran 1x2 meter. Juga, hanya ada dua meja dan kursi panjang. Tidak bisa lebih dari Itu, demi menyesuaikan tempat. Menempel pada jarak dua meter pintu masuk sebuah gang kecil.
Itulah Soto Mbak Tun, yang menempati gang sempit, Gang Kaligunting, Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Lamongan. Kendati begitu, pelanggannya cukup banyak. Untuk bisa menikmatinya, dipastikan antre. Pun pelanggannya juga berkelas. Itu bisa dilihat dari deretan mobil bermerek dan mahal, rela antre demi mendapatkan satu porsi soto Mbak Tun.
Mbak Tun adalah satu dari sekian banyak penjual Soto Lamongan di Lamongan. Tetapi, orang lebih mengenalnya dengan Soto Mbak Tun untuk penjualan kuliner khas Lamongan tersebut.
Sebenarnya, sajian soto yang dijual sangat sederhana. Tak ubahnya yang lain. Menunya berupa nasi ditaburi mi bihun gorengan bawang merah yang dilengkapi potongan daun bawang. Tentu, ada irisan daging ayam kampung dan telur. Tidak lupa ada pelengkap kerupuk. Hanya, kerupuk yang ditambahkan bukan kerupuk udang. Melainkan kerupuk biasa, atau lebih dikenal kerupuk blek ijo.
"Selain itu, ada ceker (kaki ayam) dan kepala ayam. Tergantung pembelinya, kalau minta tambahan ceker atau kepala ya kita kasih," tutur Mbak Tun.
Adapun yang membedakan dari kebanyakan pedagang soto lainnya, adalah pada kuahnya. Soto Mbak Tun berkuah bening dan tidak ada toping atau taburan poya. Karena dua hal itu, kadang orang menyebut Soto Mbak Tun dengan istilah soto beningan.
"Sejak dulu soto yang saya jual ya seperti ini. Ini kan warisan dari mertua. Saya tinggal melanjutkan saja," terang Mbak Tun.
Mbak Tun mengaku mewarisi berjualan soto, yang mengaku lebih 30 tahun berjualan di gang sempit itu. Sedang mertuanya, Mak Lin (Asfilin) bahkan lebih dari itu lamanya.
Poya sendiri merupakan toping terbuat dari kerupuk udang yang dihancurkan lembut dengan tambahan bumbu-bumbu. Poya ini pula ini pula yang kini menjadikan trademark atau ciri khas Soto Lamongan.
Ciri khas poya ini pula yang membedakan Soto Lamongan dengan soto daerah lain. Jika menjumpai Soto Lamongan di mana saja, di seluruh pelosok Nusantara, toping poya akan selalu ada.
Adapun Mbak Tun bertahan dengan soto bening. Ternyata juga tidak kalah laris. Pelanggannya, dari orang biasa hingga pejabat, termasuk bupati. Soto Mbak Tun hanya bisa didapati pada pagi hari. Buka jam 06.00-09.00.
Soto Mbak Tun dengan ciri khas tradisional itu ternyata menjadi kelangenan tersendiri. Warga Lamongan yang dikenal sebagai perantau, jika pulang kampung selalu mencarinya.
'Kalau pulang saya pasti menyempatkan ke sini. Sotonya beda dengan yang lain, sueger! Ini tadi antre setengah jam lebih baru dapat giliran," Agus, yang menetap di Jakarta lebih 20 tahun.
Memang, tidak banyak soto bening di Lamongan seperti Soto Mbak Tun. Ada ratusan penjaja soto di Lamongan lainnya, tentu dengan ciri khas masing-masing. Meskipun kebanyakan selalu ada poya, pembeli pun masih diperkenankan untuk tidak memakainya. Itu kalau ingin menikmati Soto Lamongan bening.