Segarkan Semangat Hijrah, Waspada Indikasi Penyempitan Makna
Gerakan hijrah merupakan bagian dari semangat keberislaman. Oleh karena itu, kita mendorong untuk bersikap proaktif terhadap komunitas hijrah. Namun demikian dalam semangat tersebut, terindikasi penyempitan makna dari semangat hijrah.
Selain itu, ditemukan proses belajar agama yang tidak sebagaimana mestinya yang bersanad dan runtut. Kelompok ini terkadang hanya mengaji Agama Islam melalui media sosial, namun sudah mengaku pandangannya yang paling benar, dan lainnya salah.
Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan PP ‘Aisyiyah, Siti Syamsiyatun dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah, Jumat lalu, menyambut baik semangat hijrah kaum muslim Indonesia.
“Lalu mereka mulai menyalahkan temannya, keluarganya yang mempraktikkan yang berbeda. Sehingga ini terjadi polarisasi, yang tidak berdasarkan pertimbangan yang mapan yang sering kita sebut sebagai low level of thinking," ujarnya.
Siti Syamsiyatun menjelaskan bahwa low level of thinking merupakan pola berpikir yang instan, tidak komprehensif, atau tidak suka berpikir yang kompleks. Pola pikir ini juga acap kali menjadikan seorang atau kelompok tersebut cenderung tertutup.
“Oleh karena itu kita perlu menyegarkan kembali spirit hijrah ini untuk menuju masyarakat yang berkeadaban," tuturnya.
Terkait cara penyegaran hijrah, menurutnya bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti; melakukan pembacaan ulang ayat Al-Quran yang membincang tentang hijrah, yang dihubungkan dengan ayat tentang membaca, dan ayat tentang iman dan amal salih.
Dalam membaca dan menghubungkan antarayat tersebut, imbuhnya, dengan memakai perspektif yang terkandung dalam Islam Berkemajuan. Karena dalam Islam Berkemajuan menyemaikan benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemasyarakatan, kemakmuran dan keutaman hidup bagi seluruh umat manusia.
“Islam Berkemajuan juga menjunjung tinggi kemuliaan manusia laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi. Karakteristik Islam Berkemajuan itu berlandaskan tauhid, bersumber Al-Qur’an dan As Sunah dan menghidupkan ijtihad dan tajdid.”
Karakteristik Islam Berkemajuan juga bersikap wasathiyah atau tengah, serta bercita-cita mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam atau islam rahmatan lil alamin.
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement