Sedekah Berpahala Paling Besar, Menurut Rasulullah SAW
Islam selain menekankan adanya saleh ritual, juga saleh sosial. Saleh sosial sebagaimana ditunjukkan lewat amalan yang bersentuhan langsung dengan nilai kemanusiaan.
Salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam, bersedekah. Amalan bersedekah mendatangkan banyak pahala bagi umat yang menjalankannya.
Bentuk-bentuk sedekah pun ada berbagai macam. Lantas benarkah ada salah satu bentuk sedekah yang paling besar pahalanya?
Terkait hal tersebut, terdapat sebuah kisah dari salah seorang umat Rasulullah SAW yang pernah bertanya langsung padanya mengenai bentuk sedekah yang paling besar pahalanya.
Dari riwayat Abu Hurairah RA disebutkan dalam satu hadits tentang zakat. Hadits tersebut menceritakan tentang seorang laki-laki yang mendatangi Rasulullah SAW. Kemudian berkata, "Ya Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?".
Beliau bersabda: "Yaitu jika engkau bersedekah, engkau itu masih sehat dan sebenarnya engkau kikir. Kau takut menjadi fakir dan engkau sangat berharap menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkongan lalu berkata, 'Yang ini untuk fulan dan yang ini untuk fulan,' padahal yang demikian itu memang untuk fulan." (HR Muttafaq'alaih)
Dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1, Imam an-Nawawi menafsirkan hadis di atas bahwa kondisi sedekah dalam keadaan sehat adalah bentuk sedekah yang paling besar pahalanya.
Menurutnya, sifat kikir dalam diri seseorang paling terlihat saat dalam keadaan sehat.
"Bila ia bersikap dermawan dan bersedekah, dalam keadaan sehat, maka itu membuktikan keikhlasan hatinya dan cintanya yang besar pada Allah SWT," jelas Imam an-Nawawi.
Namun, keadaan tersebut berbeda dengan kondisi orang yang sudah berada di penghujung ajal atau sedang sakit. Lalu dalam kondisi ini seperti apa seseorang melihat hartanya lagi?
Kini saatnya setiap pribadi Muslim untuk menjalankan amalan bersedekah dengan penuh semangat.
Wallahu a'lam bisshawab. Semoga bermanfaat.
Zikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement