Mie Pendalungan Probolinggo Gabungan Cita Rasa Madura, Jawa, Arab
Warga yang mendiami Kota Probolinggo terbagi atas dua suku besar, Jawa dan Madura ditambah suku-suku lain seperti, Arab, Melayu, hingga Tionghoa. Akulturasi budaya Jawa dan Madura (pendalungan) pun berpengaruh terhadap sebagian sajian kulinernya.
Lidah Madura yang cenderung menyukai rasa asin akhirnya bertemu dengan selera orang Jawa yang menyenangi rasa manis. Berangkat dari perpaduan itu, maka muncul Mie Pendalungan yang rasanya perpaduan: asin, manis, ditambah pedas.
“Awalnya, saya dan istri berusaha menyajikan mie yang rasanya asin sekaligus manis ditambah pedas. Ternyata, warga Probolinggo banyak yang suka,” ujar Singgih Wijanarko, 61 tahun, pemilik Mie Pendalungan, Kota Probolinggo, Rabu, 19 Oktober 2022.
Didampingi sang istri, Muspijati, 54 tahun, Mas Bro, panggilan akrab Singgih Wijanarko membuka warung Mie Pendalungan, yang menyatu dengan bagian teras rumahnya di Jalan Brantas: 12, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kadengan, Kota Probolinggo.
Sejak awal membuka warungnya sekitar lima tahun silam, Mas Bro menyadari, mie sudah menjadi kuliner “sejuta umat” karena tersebar di pelosok nusantara. Mie disajikan mulai di warung kopi hingga hotel berbintang, hingga mie instan yang menjadi menu wajib (karena terpaksa) anak-anak sekolah dan anak kos.
“Tetapi Mie Pendalungan berbeda, kalau biasanya mie dibumbu bawang merah dan bawang putih, Mie Pendalungan juga menggunakan sejumlah rempah-rempah yang memberi rasa pekat, bahkan menghangatkan badan,” ujarnya berpromosi.
Dan Mie Pendalungan akan terasa lebih nikmat saat disantap hangat-hangat. Mie lidi yang empuk dengan kuah sedikit basah (Jawa: nyemek) dijamin bisa memanjakan lidah.
Mas Bro pun berterus terang menunjukkan bumbu yang digunakan untuk Mie Pendalungan di antaranya, jahe, merica, keningar, jinten, cabai rawit, bawang daun dan bawang merah, bawang putih, serta serai. Racikan rempah komplet ini terlihat dari kuah mie yang cokelat kemerahan.
Karena kaya rempah, aroma gurih mie sudah langsung tercium saat Mie Pendalungan baru disajikan. Mie yang disajikan di dalam piring keramik cekung biasanya dilengkapi dengan potongan sawi, tomat, seledri dicincang, dan taburan bawang merah goreng.
Terakhir seiris melintang mentimun menjadi topping Mie Pendalungan. Terkadang sejumlah pelanggan memesan topping udang.
“Sebelum BBM (bahan bakar minyak, Red.) naik, Mie Pendalungan kami jual Rp10.000, kemudian naik menjadi Rp12.000 per porsi,” ujar Mas Bro.
Selain menyajikan Mie Pendalungan, warung di kawasan jalan Pantura, Probolinggo – Surabaya itu juga menyiapkan beragam kuliner mie lainnya. “Kami juga punya sajian Mie Aceh, Mie Jawa, Mie Hong Kong, Mie Goreng Jawa, hingga Nasi Goreng Tapal Kuda,” ujar Mbak Mus, panggilan akrab Muspijati, istri Mas Bro.
Bahkan untuk memudahkan warga yang ingin menikmati mie tetapi enggan beranjak dari tempatnya, Mie Pendalungan melayani pembelian secara online melalui nomor HP: 088235605380.
Yang jelas, sejumlah pelanggan mengaku, ketagihan setelah kali pertama menyantap Mie Pendalungan. “Rasanya gurih dan pedas sehingga saat menyantapnya bersemangat,” ujar Zakka, warga Jalan Letjen Sutoyo, Kota Probolinggo.
Hal senada diungkapkan Shafira, warga Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. “Kalau pas pulang ke Probolinggo, saya sempatkan mampir ke Mie Pendalungan,” ujar perempuan yang kini berdomisili di Tangerang Selatan itu.
Bahkan Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin pun mengakui, lezatnya Mie Pendalungan. Ia mengatakan, beberapa kali mendatangi warung Mie Pendalungan, terkadang memesan mie secara online.
“Sebagai kuliner khas Pendalungan, Mie Pendalungan perlu dilestarikan. Memang rasanya ‘ladziiiid” (lezat, Red.),” ujarnya.