Sedang Dikaji, Pelaksanaan Tarawih Berjamaah di Masa Pandemi
Dalam hitungan beberapa pekan kedepan, umat muslim dunia akan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Pandemi Covid-19 pun diperkirakan masih akan terjadi dalam momentum itu.
Itu artinya, umat Muslim akan melaksanakan puasa di bulan suci dengan penerapan protokol kesehatan ketat pada berbagai rangkaian ibadah.
Staf khusus bidang komunikasi dan informasi Wakil Presiden (Wapres) RI Masduki Baidlowi menyebut, imbauan agar umat muslim beribadah di rumah selama bulan suci Ramadhan diperkirakan menjadi kebijakan yang akan diterapkan kembali.
“Soal imbauan agar beribadah dirumah saya rasa itu akan tetap dilakukan oleh Wapres. Karena, kalau kerumunan harus tetap dihindari,” ungkap Masduki dalam keterangan diterima Nogpibareng.id, Rabu 24 Maret 2021.
Menurutnya , mudik yang menjadi tradisi lebaran umat Muslim tanah air juga turut akan diatur oleh pemerintah.
“Bahkan, nanti masih akan ada rencana pertemuan antara presiden dan wapres dan menteri-menteri untuk memutuskan, apakah mudik itu boleh atau tidak. Karena, memang Ramadhan ini banyak sekali rangkaiannya,” imbuh Masduki.
Menurut Masduki, upaya pemerintah seperti melalui program vaksinasi COVID-19 guna mencapai herd immunity atau kekebalan komunal, dinilai akan menjadi pelik jika protokol kesehatan tidak dijaga secara ketat oleh masyarakat luas.
“Karena, bukan hanya ibadah di awal, belum lagi ada tradisi mudik ya dan itu juga menjadi persoalan yang pelik ya. Dari sisi kita ingin mencapai target bagaimana agar herd immunity dan suksesnya vaksinasi itu harus kita laksanakan. Nah, nanti akan ada pertemuan dan rapat begitu,” tegasnya.
Mudik pun Ditunda, Tradisi akan Hilang?
Sebelumnya, Wapres Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah menyebut ada kemungkinan mudik berpeluang ditunda, jika memberikan dampak signifikan terkait penyebaran kasus penularan COVID-19.
“Prinsipnya yang akan kita pertimbangkan dampaknya seberapa jauh, kalau dibolehkan dan kalau dilarang mudik dampak pada peningkatan penularan. Saya kira akan ada perhitungan-perhitungan, pasti kalau dampaknya akan besar, pasti akan dilarang,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam kunjungan kerja ke Lampung, Senin 22 Maret 2021.
Wapres memastikan pembahasan terkait mudik lebaran akan dilakukan sebelum momentum puasa Ramadhan.
“Soal mudik lebaran itu belum kita putuskan, saya kira tidak lama lagi menjelang puasa itu nanti akan ada keputusan,” tambahnya.
Di sisi lain Wapres mengharapkan, nantinya akan ada cara lain guna meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan mudik lebaran.
“Itu kalau memang bisa diminimalisir tentu ada cara lain. Tapi, putusannya nanti saya kira, mana yang terbaik. Karena, memang mudik itu tradisi masyarakat kita, tetapi ada bahaya yang kita hadapi kalau itu kita buka. Karena itu, nanti pertimbangannya seperti apa, nanti dilakukan rapat kabinet,” kata Wapres.
Pada pelaksanaan puasa Ramadhan tahun lalu, pemerintah melalui Kementerian Agama yang sekaligus bagian dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19, menginmbau masyarakat untuk melaksanakan shalat tarawih di rumah masing-masing. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko penularan COVID-19.
Keteladanan Ulama dan Tokoh Masyarakat
Dalam mengatasi dan menanggulangi virus Corona di masa pandemi Covid-19, keteladanan ulama dan tokoh-tokoh agama sangat diperlukan. Sebanyak 7 kiai Jawa Timur menerima suntik vaksin AstraZeneca, Senin, 22 Maret 2021 di Sidoarjo.
Keikutsertaan sejumlah ulama Jatim ini untuk disuntik pertama vaksin AstraZeneca sebagai bukti bahwa vaksin tersebut boleh dan halal digunakan.
Sekretaris MUI Jatim, Hasan Ubaidillah mengatakan, ada 7 ulama Jatim yang ikut vaksinasi AstraZeneca, salah satunya Ketua MUI Jatim. Kemudian, diikuti enam ulama yang berusia lanjut lainya.