Second Wave Covid-19, DPRD Minta Pemkot Fokus Ketahanan Pangan
DPRD Kota Surabaya meminta dan mendorong penuh Pemerintah Kota Surabaya untuk mengambil kebijakan yang konkret mengenai ketahanan pangan di Kota Surabaya, terlebih di tengah masa pandemi Covid-19 yang belum juga usai. Terlebih, saat ini Indonesia mulai ditempa second wave atau gelombang kedua Covid-19.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A. H. Thony mengatakan, kepentingan warga di tengah pandemi adalah hal yang wajib diperhatikan oleh Pemkot Surabaya. Jangan sampai warga kembali kehabisan stok pangan, seperti yang terjadi di awal-awal pandemi Covid-19.
"Bagi saya, ada banyak strategi yang bisa dilakukan oleh Pemkot Surabaya dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Selain menanam tumbuhan itu, di antaranya juga harus diperhatikan distribusi pangan dari luar Surabaya menuju dalam kota. Itu harus dijaga dan lancar. Jangan sampai distribusi ini terganggu. Surabaya ini masih banyak bergantung pasokan stok pangan dari daerah lain," kata Thony.
Untuk mempermulus distribusi pangan ke dalam kota tersebut, Thony menyarankan diadakan pendampingan dan evaluasi pada pelaku usaha di bidang pangan oleh dinas-dinas di Pemkot Surabaya. Mengingat banyaknya mafia pangan yang tidak menutup kemungkinan memanfaatkan situasi pandemi untuk mengeruk keuntungan dari distribusi itu.
"Ini yang harus diawasi agar distribusi itu lancar. Pemkot Surabaya bisa menggandeng satgas pangan untuk melakukan pengawasan secara ketat. dua lembaga pengawas ini harus bisa bertindak tegas kepada oknum itu. Jika ada oknum-oknum yang terindikasi menghambat distribusi pangan, maka harus segera dilakukan tindakan tegas. Kita ingin pasokan pangan warga tidak terganggu," katanya.
Selain bergantung pada stok pangan dari luar Surabaya, Thony juga menyarankan kepada Pemkot Surabaya untuk memperkuat swadaya pangan di Kota Surabaya. Utamanya kepada warga-warga yang masih memiliki lahan produksi pertanian di wilayah Surabaya.
"Jika ada anggaran, bisa dialokasikan untuk kegiatan penyediaan dan pengembangan sarana pertanian, pengendalian dan pengedaran bibit, serta program penyuluhan warga. Kami tak ingin warga Surabaya terancam kekurangan stok pangan karena penurunan produktivitas pertanian. Apalagi masih banyak warga yang memproduksi sayur, buah, dan pangan sendiri," katanya.
Thony pun mengingatkan supaya warga taat dan mematuhi protokol kesehatan, agar pemkot bisa berkonsentrasi kepada kebutuhan pangan masyarakat Surabaya yang tak kalah penting dibanding penanganan Covid-19 itu sendiri.
"Ojok ndablek rek...bantu semua pihak yang sedang berperang melawan Covid-19. Taati kewajiban 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun," katanya.