'Seboms' Alat Pengolah Limbah Pertanian Menjadi Bubur Kertas
Dua mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi baru yaitu alat pengolah limbah pertanian menjadi bahan baku kertas atau bubur kertas.
Alat yang diciptakan oleh Sakinah Hindia dan Khodijah Adrewi dari Fakultas Teknologi Pertanian ini dinamakan Selulos from Bio Mass Ways atau yang disingkat Seboms.
Sakinah, salah satu anggota tim Seboms, mengatakan alat ini diciptakan untuk mengurangi penebangan hutan (deforestasi). Karena bahan baku kertas yang selama ini berasal dari kayu bisa digantikan dengan bahan dari limbah pertanian seperti tongkol jagung, ampas tebu, dan ampas kelapa sawit.
"Kalau bahan baku pembuatan kertas dari kayu itu bisa digantikan dengan limbah pertanian, maka penebangan hutan bisa berkurang," katanya.
Lanjut Sakinah, pada 2016 ada sekitar 128 juta hektar hutan mengalami deforestasi. Dan ini akan terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya kebutuhan kertas," katanya.
Kata Sakinah, Seboms hadir untuk menjawab masalah deforestasi hutan yang ada di Indonesia. Karena bahan-bahan itu selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
"Limbah-limbah pertanian yang bisa diolah menjadi bubur kertas ini limbah seperti tongkol jagung, ampas tebu, dan ampas kelapa sawit. Dalam bahan limbah itu ternyata juga memiliki kandungan selulosa yang ada pada kayu," ujarnya.
Menurut Sakinah, proses pembuatan bubur kertas dengan menggunakan siboms ini, bahan limbah pertanian itu ditumbuk hingga halus seperti tepung. Kemudian dicampur dengan larutan NaOH.
Larutan kimia ini berfungsi untuk memisahkan selulosa dari dalam bahan bubuk limbah pertanian tersebut. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung 1 Seboms dengan dialiri aliran listrik sebesar 5 kilo volt per-centimeter untuk memberikan efek kejut.
"Efek kejut itu untuk memperbesar pori-pori dari limbah, sehingga selulosa mudah dipisahkan dan kemudian diambil. Di samping itu, efek kejut listrik itu juga mempercepat proses pemisahan, karena kalau pakai cara konvensional seperti direbus bisa membutuhkan waktu sehari. Kalau pakai kejut listrik ini cukup 5 menit,” kata Sakinah.
Setelah melakukan proses pemisahan selulosa, Ampas bubur limbah itu kemudian dilakukan proses pencucian pada tabung kedua, untuk membuang kotoran yang tersisa dan untuk menetralkan dari larutan NaOH. Setelah itu, bubur bisa diolah menjadi kertas.
Sementara, Khodijah Ardewi mengatakan bahwa alat ini belum bisa untuk diproduksi secara luas. Karena alat ini masih akan dilombakan pada acara Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) di Aceh dalam lomba karya tulis ilmiah pada 28 Juli-4 Agustus 2019.(teo)