Sebelum OTT KPK, Hasan Aminuddin Biasa Bagi Beras ke Tukang Becak
Sepi. Seperti itulah keluhan yang disampaikan para tukang becar yang biasa mangkal di perempatan Jalan Wahidin dan Jalan Ahmad Yani, atau area sekitar rumah pribadi Bupati Probolinggo.
Bayangkan saja, warga kehilangan Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari. Dia diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan, pada Senin 30 Agustus 2021.
Tak sendiri, Puput Tantriana Sari yang kini ditetapkan tersangka kasus dugaan jual beli jabatan itu diciduk KPK bersama sang suami, Hasan Aminuddin. Pria ini bukan sosok sembarangan. Hasan Aminuddin pernah menjadi orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo. Masa jabatannya sebagai Bupati Probolinggo sebanyak dua periode 2014-2019 dan 2019-2024.
Lengser dari jabatan penting dan digantikan oleh istri sendiri, Hasan Aminuddin pun mengincar kursi anggota dewan. Dia sempat berstatus anggota DPR RI dari Fraksi NasDem.
Namun sayang, jabatan itu akan segera digantikan orang lain karena pergantian antar waktu (PAW), menyusul status Hasan Aminuddin sebagai tersangka bersama istrinya.
Tukang Becak Curhat Kebaikan Hasan Aminuddin Biasa Bagi-bagi Beras
Seorang tukang becak yang biasa mangkal di seberang rumah Bupati Puput mengatakan suasananya sepi setelah dilakukan penangkapan. Satpol PP yang berjaga hanya satu orang. Sebelumnya, ada sebanyak 7 petugas Satpol PP.
"Nggak nyangka ditangkap karena nyogok. Mereka (Puput Tantriana Sari dan Hasan Aminuddin) orang yang baik," pujinya.
Tukang becak ini mengaku, dirinya dan beberapa temannya sesama tukang becak biasa mendapatkan beras 5 kg. Hasan Aminuddin sendiri yang membagikan beras itu pada hari Jumat. Aksi sosial pria 56 tahun itu mirip tokoh Robin Hood. Dia mencuri dari orang kaya lantas hartanya dibagikan pada warga miskin.
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan, para calon kepala desa di daerah Probolinggo wajib mengantongi paraf atau tanda tangan Hasan Aminuddin sebagai 'tiket' untuk memuluskan jabatannya. Tanda tangan Hasan Aminuddin seharga Rp20 juta. Di sisi lain, dia membagikan sebagian hartanya untuk warga kurang mampu seperti tukang becak yang dapat jatah beras 5 kg setiap minggu.
"Sekarang nggak ada lagi yang bagi beras gratisan," demikian keluhnya.
Di sisi lain, ada beberapa warga di kalangan terbatas, atau keluarganya sempat "dibuang" ke lahan kering karena tak sejalan atau bukan pendukung Puput Tantriana Sari merasa bersyukur akhirnya KPK bisa mengungkap dugaan jual beli jabatan ASN.
"ASN yang nggak sejalan atau dulu pendukung lawan Puput dijamin langsung dibuang ke pelosok. Ada saudara berprofesi guru dibuang ke pelosok. Tiap hari perjalanan jauh dari rumahnya," ungkap seorang warga Probolinggo.