Sebanyak 69 Balita Stunting di Desa Wado Menjadi Perhatian IBI
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Blora, melakukan Bhakti Sosial di Desa Wado Kecamatan Kedungtuban dalam rangka HUT IBI ke-72, Sabtu 24 Juni 2023. Dengan melakukan penyuluhan dan penyerahan bantuan pemberian makanan tambahan bagi balita stunting dan Ibu hamil.
Ketua IBI Kabupaten Blora Lili Nuzuli, menyampaikan, sengaja memilih Desa Wado, karena angka stunting di desa ini cukup tinggi di Kabupaten Blora. "Kita ingin sumbangsih kepada Kabupaten Blora. Agar balita-balita stunting ini bisa bebas stunting dan Blora bisa menjadi zero stunting," ungkap Lili.
Dengan jumlah 69 balita stunting dalam satu desa, menurut Lili, ini sangat banyak sekali untuk ukuran sebuah desa di Kabupaten Blora. "Desa Wado ini, memang dari tahun ketahun ini menjadi salah satu desa terbanyak kasus stunting," ujarnya.
Dia menjelaskan, banyaknya kasus stunting di Desa Wado ini bukan karena makanan. Sebab, di desa ini termasuk lumbung pangan Kabupaten Blora. Pertanian bagus da surplus beras. "Makanan di sini tercukupi. Kalau menurut saya, itu karena pola asuh orang tua," kata dia.
Mungkin, kata dia, karena orang tuanya sibuk bekerja di ladang dan sawah. Sehingga anaknya dititipkan kepada neneknya atau orang lain. "Sehingga gizinya tidak diperhatikan. Yang penting anaknya senang, diam," ujar wanita yang berdinas di Puskesmas Kapuan ini.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Blora Diah Pusparini, menjelaskan, yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi stunting adalah dengan pencegahan. Terutama pada remaja putri.
"Jangan sampai remaja putri ini mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) jangan sampai anemia," kata dia.
Sebab, ini juga akan berpengaruh ketika yang bersangkutan berumah tangga nanti dan masuk masa kehamilan.
Sementara itu, Kepala Desa Wado, Agung Supriyanto, tidak memungkiri, jika angka stunting di desanya cukup tinggi. Yakni mencapai 69 kasus. Dia juga menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan IBI terhadap stunting di desanya melalui Bhakti Sosial tersebut.
Namun, pihaknya juga telah melakukan penanganan dengan memberi bantuan makanan bergizi kepada balita. Dengan cara mengumpulkan balita stunting dalam satu lokasi untuk makan bersama.
Intervensi itu dilakukan selama 90 hari, memberikan makanan kepada para balita yang mengalami stunting.
"Kalau biasanya kan sendirian tidak mau, ini kita kumpulkan menjadi satu supaya anak-anak mau makan," ujarnya.