Sebanyak 36 SD dan 19 SMP di Probolinggo Mulai Belajar Tatap Muka
Sebanyak 36 Sekolah Dasar (SD) dan 19 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Probolinggo melakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) sejak Senin kemarin. Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin menyempatkan mengunjungi sejumlah SD dan SMP di hari kedua PTMT, Selasa, 25 Mei 2021.
Penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah menjadi perhatian utama Habib Hadi, panggilan akrab walikota saat meninjau SDN Sukabumi 2 dan SMPN 2.
“Meski yang mengikuti kegiatan belajar mengajar hanya 50% siswa, tidak mudah mengawasi banyak siswa untuk terus-menerus menaati protokol kesehatan,” ujar Hadi Zainal Abidin usai blusukan ke sekolah.
Saat walikota tiba di SDN Sukabumi 2 di Jalan dr. Mohamad Saleh, tampak sejumlah siswa antre untuk dicek suhu tubuhnya dengan thermogun. Setelah itu mereka mencuci tangan di wastafel yang disediakan sekolah.
Semua siswa juga diharuskan mengenakan masker dan diimbau tidak berkerumun baik di kelas maupun di halaman sekolah. “Orangtua juga diminta untuk melakukan antar-jemput anak-anaknya yang bersekolah di SD dan SMP,” kata walikota.
Bahkan saat pulang pun diatur jadwal agar tidak serentak karena rawan terjadinya kerumunan. Setiap kelas bergiliran pulang dengan jeda waktu sekitar 15 menit.
Kepala SDN Sukabumi 2, Riana mengatakan, berusaha keras menerapkan protokol kesehatan di sekolahnya. “Saat masuk kelas, kami atur jarak waktunya. Demikian juga saat pulang, biar tidak ada kerumunan,” katanya.
Rombongan belajar (rombel) per kelas hanya berisi 50 persen siswa. Misalnya, kelas itu berisi 30 siswa, hanya 15 di antaranya yang bisa mengikuti PTMT.
Sementara separuh siswa lainnya mengikuti pembelajaran via daring. Pada minggu berikutnya, giliran siswa yang mengikuti daring bisa mengikuti PTMT.
“Siswa yang masuk separuh-separuh, dari kelas 7 dan kelas 8. Durasi pembelajaran tiap mata pelajaran selama 90 menit,” kata Riana.
Sehingga total dalam seminggu, siswa masuk berbeda-beda. Ada yang dua hari, ada yang tiga hari (PTMT). “Ke depannya seperti itu juga, dibalik sehingga semua siswa sama porsinya,” jelasnya.
Mengawali PTMT, sejumlah guru mengaku mengalami kesulitan penyesuaian dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. “Terutama soal protokol kesehatan, namanya juga anak-anak kalau bertemu bertemu-temannya yang pasti bergerombol, ini harus selalu diingatkan,” ujar Humayni Pujiastuti, ali kelas 6B, SDN Tisnonegaran 1.
Walikota mengatakan, PTMT diberlakukan di semua lembaga tingkat SD dan SMP baik negeri maupun swasta se-Kota Prooblinggo. Tercatat, ada 86 SD dan 19 SMP yang menerapkan PTMT di Kota Probolinggo sejak Senin kemarin, 24 Mei 2021.
Sampai kapan PTMT diterapkan? “Ya sampai pandemi Covid-19 berakhir sehingga semua siswa bisa bersekolah normal seperti sebelum Covid,” kata walikota.